CARITAU MOSKOW - Pihak Kremlin (Rusia) mengatakan dengan bergabungnya Finlandia bersama aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak memperkuat stabilitas dan keamanan Eropa.
Menurut Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam sebuah konferensi pers, Rabu (5/4/2023), status keanggotaan Finlandia di NATO menciptakan ancaman tambahan bagi Rusia.
"Peristiwa ini mengharuskan kami untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyeimbangkan kembali sistem keamanan," ujar dia dikutip, Kamis (6/4/2023).
Peskov lebih lanjut mengatakan Moskow perlu mengadopsi langkah-langkah tambahan untuk memastikan keamanannya setelah bergabungnya Finlandia ke pakta militer tersebut.
"Tentu saja, ini akan memakan waktu, ini bukan tindakan satu kali, melainkan adalah proses yang diperpanjang dari waktu ke waktu. Namun, semua yang diperlukan untuk memastikan keamanan kami akan dilakukan," kata Peskov.
Finlandia secara resmi bergabung dengan NATO ketika Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto menyerahkan perjanjian pengaksesan (keanggotaan NATO) yang ditandatangani kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam upacara resmi di Brussels, pada Selasa (4/4).
Baca Juga: Gelar Pembicaraan Keamanan, Delapan Negara NATO Kunjungi Korsel Pekan Ini
Mengenai perang Rusia dengan Ukraina, Peskov mengatakan saat ini tidak ada prospek negosiasi dengan Kiev.
"Kami belum melihat prospek untuk ini, jadi tidak ada yang perlu ditambahkan di sini," kata Peskov menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan pembicaraan.
Peskov mengatakan pertemuan selanjutnya antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko dapat membahas gagasan Minsk untuk penyelesaian perang Rusia-Ukraina.
"Tampaknya, Alexander Grigoryevich (Lukashenko) sendiri akan menganggap perlu untuk memberikan klarifikasi tentang masalah ini. Kemudian, tentu saja, mereka akan bertukar pandangan," kata Peskov.
Dia juga mengatakan bahwa diskusi antara kedua pemimpin tersebut terutama akan membahas kerja sama dan keamanan.
“Ini adalah perbincangan dalam rangka persiapan pertemuan Dewan Negara Tertinggi Negara Kesatuan besok (Kamis). Kami memiliki program tindakan langkah demi langkah yang sama, kami memiliki program sekutu. Selain itu, tentunya ada kekhawatiran bersama tentang masalah keamanan sehubungan dengan lingkungan yang sangat-sangat tidak bersahabat bagi kami. Semua ini akan menjadi agenda," tambah Peskov.
Diberitakan sebelumnya, Finlandia akhirnya mengakhiri posisi netral dengan resmi menjadi anggota ke-31 Pakta Pertahanan Antlantik Utara (NATO) pada Selasa (4/4/2023). Hal tersebut salah satunya didasari karena merasa terancam akibat Invasi Rusia di Ukraina.
Finlandia bersama-sama Swedia mendaftar menjadi anggota baru aliansi militer tersebut Mei tahun lalu guna mencari perlindungan dari Rusia melalui jaminan pertahanan kolektif NATO.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut keanggotaan Finlandia dalam aliansi tersebut sebagai kemajuan dalam menjaga keamanan Skandinavia dan NATO secara keseluruhan.
"Ini menjadi hari yang baik untuk keamanan Finlandia, untuk keamanan Skandinavia dan untuk NATO secara keseluruhan," kata Stoltenberg.
Namun, dilansir dari Antara, lamaran Swedia menjadi anggota NATO masih tertahan karena Turki yang menjadi salah satu anggota NATO menganggap Stockholm menolak mengekstradisi para tersangka teroris di negaranya. Anggota NATO lainnya, Hungaria, juga berkeberatan dengan masuknya Swedia. (IRN)
Baca Juga: Turki Desak 'Langkah Nyata' Swedia atas Serangan Al-Qur'an
finlandia swedia nato jens stoltenberg rusia invasi ukraina posisi netral pakta pertahanan antlantik utara
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...