CARITAU VINNYTSIA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak NATO terapkan zona larangan terbang di atas negaranya setelah delapan rudal Rusia menghancurkan bandara sipil dan berbagai infrastruktur di kota Vinnytsia, Ukraina Tengah, pada Minggu (6/3/2022).
"Saya diberitahu tentang serangan rudal di Vinnytsia. Delapan rudal telah menyerang kota kami, melawan Vinnytsia yang damai yang tidak pernah mengancam Rusia," ujar Volodymyr Zelensky dikutip dari akun pribadinya @zelensky_official.
Baca Juga: Tewaskan 52 Orang, PBB Sebut Serangan Udara Rusia di Kharkiv Paling Mematikan
Zelensky mengungkapkan, rentetan serangan rudal telah menghancurkan sejumlah infrastruktur dan Bandara Vinnytsia.
"Bandara benar-benar hancur. Mereka terus menghancurkan infrastruktur kami. Kehidupan kami yang kami bangun, orang tua kami, kakek nenek kami, generasi Ukraine," ungkap Zelensky.
Sejumlah kota dan pangkalan udara Ukraina memang telah dibom, ditembaki, atau dihantam dengan rudal balistik sejak Rusia meluncurkan invasi 11 hari.
Kota Vinnytsia sendiri berada di wilayah barat Ukraina tengah yang jauh dari perbatasan Rusia dan Belarus dan jarang terjadi serangan serupa.
Zelensky pun kembali meminta agar kekuatan barat dan NATO memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk mencegah lebih banyak serangan Rusia.
"Kami ulangi setiap hari, tutup langit di atas Ukraina. Tutup untuk semua rudal Rusia, untuk pesawat tempur, untuk semua teroris mereka," ungkap Zelensky dilansir dari Kantor Berita AFP.
"Jika tidak, jika anda tidak memberi kami setidaknya pesawat sehingga kami dapat melindungi diri kami sendiri, hanya ada satu untuk disimpulkan, anda ingin kami dibunuh dengan sangat lambat," tambah Zelensky.
Sebelumnya NATO memang menolak permintaan pemerintah Ukraina untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi langit Ukraina dari rudal dan pesawat Rusia.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, NATO tidak akan ikut campur tangan dalam konflik karena kekhawatiran bentrokan langsung dengan Rusia yang dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas.
"Satu-satunya cara untuk menerapkan zona larangan terbang adalah dengan mengirim pesawat tempur NATO ke wilayah udara Ukraina dan menembak jatuh pesawat Rusia," kata Stoltenberg setelah pertemuan darurat.
Oleh sebab itulah, jika NATO menerapkan zona larangan terbang konflik bakal meluas.
"Jika kita melakukan itu, kita akan berakhir dengan sesuatu yang bisa berakhir dengan perang penuh di Eropa yang melibatkan lebih banyak negara dan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia," pungkasnya. (GIBS)
Baca Juga: Briket Arang dan Gula Merah Indonesia Tembus Pasar Ekspor Rusia
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...