CARITAU BANJUL - Korban anak meninggal akibat gagal ginjal di Gambia, Afrika Selatan, bertambah menjadi 69 anak. Korban meninggal dunia ini disinyalir akibat obat batuk yang mengandung parasetamol. Anak-anak yang menjadi korban ini meninggal akibat gagal ginjal usai minum obat tersebut.’
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kematian puluhan anak di Gambia akibat cedera ginjal akut karena obat batuk dan pilek yang terkontaminasi asal India.
Baca Juga: Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Kebakaran Gedung LBH Jakpus
Penyelidikan pun sedang dilakukan terhadap perusahaan farmasi Maiden Pharmaceuticals Ltd yang berbasis di New Delhi perihal ditemukannya kontaminasi tersebut. Hal itu dikemukakan oleh Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Empat produk obat batuk dan flu yang disinyalir mengandung kontaminasi itu adalah Promethazine Oral Solution, Kofex Malin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.
"Hilangnya nyawa anak-anak muda ini sangat memilukan bagi keluarga mereka," kata Tedros dikutip dari AFP, Minggu (10/10/2022).
Penelitian dari laboratorium mengkonfirmasi temuan dietilen glikol dan etilen glikol yang seharusnya tidak terkandung dalam obat batuk tersebut. Kandungan bahan itu bisa menyebabkan gagal ginjal akut.
WHO menyebutkan zat-zat itu beracun bagi manusia dan bisa berakibat fatal. Efeknya dapat mencakup sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental dan cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian.
Dalam laporan lainnya, pihak berwenang Gambia telah meluncurkan penyelidikan bulan lalu setelah dokter pada bulan Juli memperhatikan bahwa sejumlah anak mengalami gejala setelah minum sirup parasetamol yang dijual secara lokal yang dikonsumsi untuk mengobati demam.
Kegagalan ginjal ini menyebabkan 69 kematian anak dalam tiga bulan terakhir. Kematian ini membuat petugas medis bingung. Petugas medis juga melihat pola pasien di bawah lima tahun jatuh sakit tiga hingga lima hari setelah meminum sirup parasetamol yang dijual secara lokal.
Sementara itu, pemerintah Gambia telah menginstruksikan untuk menangguhkan penjualan dan impor semua obat sirup mengandung parasetamol. WHO juga telah menghubungi regulator obat nasional India pada 29 September lalu untuk memulai penyelidikan.
Ada pun distribusi empat obat batuk tersebut hanya diekspor ke negara Afrika Barat. Meskipun demikian, regulator obat nasional India akan memantau lebih lanjut kemungkinan negara lain yang menerima ekspor obat.
Otoritas setempat sempat menyebut empat sirup tersebut secara resmi tidak untuk diedarkan di wilayah India, tetapi WHO meyakini kemungkinan akses masyarakat menerima obat-obatan ini dari wilayah lain atau melalui pasar informal. (IRN)
Baca Juga: RI-India Buka Peluang Kerja Sama Ketahanan Pangan hingga EBT
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024