CARITAU JAKARTA - Penelitian Center for Countering Digital (CCDH) menemukan jika ujaran kebencian makin banyak usai Elon Musk menguasai Twitter.
Laporan tersebut menyebut bahwa rata-rata 1.282 tweet per hari bersifat rasis terhadap komunitas kulit hitam. Lalu 5.117 tweet per hari berisi ujaran kebencian terhadap transgender.
Baca Juga: Jokowi Bertemu Elon Musk, Bahas Potensi Pengembangan Investasi di Indonesia
Menyikapi laporan tersebut, Elon Musk membantah kabar tersebut tidak benar adanya.
“Tayangan ujaran kebencian terus menurun, meskipun ada pertumbuhan pengguna yang signifikan! @TwitterSafety akan menerbitkan data setiap minggu," kata Musk, dikutip dari Tech Times, Senin (5/12/2022).
“Kebebasan berbicara bukan berarti kebebasan untuk menjangkau. Hal negatif seharusnya mendapatkan jangkauan lebih rendah daripada hal positif," tambah Musk.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejak Elon Musk membeli saham Twitter beberapa waktu lalu, bos Tesla ini memang membuat kebijakan yang menghebohkan publik yakni amnesti.
Baca juga: Buntut Elon Musk Beli Twitter, Kanye West Kembali Bikin Cuitan
Kebijakan amnesti pengampunan awalnya diberikan Musk untuk akun-akun yang diblokir secara permanen, dengan catatan selama akun tersebut tidak melanggar undang-undang atau mengunggah spam.
Kebijakan ini diberlakukan agar dapat memacu percaya publik pada diskusi online tanpa larangan atau kebebasan berpendapat.
Sejak saat itu, konten berbahaya hingga kalimat yang mengandung ujaran kebencian di platform berlogo burung biru itu melonjak drastis. (RIO)
Baca Juga: Dulu Dukung Palestina, Sekarang Elon Musk Dukung Israel Perangi Hamas
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...