CARITAU JAKARTA - Pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau yang akrab disapa Dokter Tifa menilai kemenangan Erdogan adalah representasi kemenangan Kelompok Nasionalis Religius atas penantangnya, Kemal Kilicdaroglu yang mewakili Kelompok Nasionalis Sekuler.
Baca Juga: Perhitungan Surat Suara di Kuala Lumpur
Diketahui Recep Tayyip Erdogan kembali berhasil memenangkan Pemilu Turki untuk periode ketiga. Erdogan memenangkan Pemilu putaran kedua dengan perolehan suara 52,16%, sedangkan lawannya Kemal Kilicdaroglu hanya mampu meraup 47,84% suara pada Minggu (28/5/2023) kemarin.
Menurut Dokter Tifa, kemenangan Erdogan yang dramatis itu menjawab thesis Samuel P Huntington, dalam bukunya the Class of Civilization. Huntington memprediksi bahwa Islam akan menjadi kekuatan besar di dunia, dan ini thesis yang sangat tidak disukai kelompok Sekularis dunia, terutama Barat.
"Apa yang terjadi pada suatu kawasan, akan memberikan efek kepada kawasan lain. Getaran garpu tala yang terjadi di satu belahan di bumi, akan menggetarkan garpu tala lain yang ada di belahan bumi lain, termasuk Indonesia," ujar Dokter Tifa dalam akun twitter pribadinya dikutip Selasa (30/5/2023).
Dia menilai, kemenangan Erdogan ini menandai pelemahan hegemoni Barat, dan menguatnya kekuatan Islam di tengah dunia, sebagaimana yang terjadi 570 tahun lalu di ordinat yang sama, Turki, dengan Kekaisaran Uthmani di bawah Sultan Mehmet II, yang menaklukkan Konstantinopel, pada tahun 1453.
"Dunia Islam bergembira dengan kemenangan Erdogan. Palestina menyambut dengan pesta syukur, juga negara-negara Islam lain," katanya
Bahkan, ucapnya, kemenangan Erdogan ini akan menggelora hingga ke Indonesia, yang beberapa bulan lagi akan menjalani pergantian kepemimpinan.
Sebab, lanjutnya, Jokowi merupakan representasi dari Nasionalis Sekuler. Dia meyakini, kepemimpinan di Indonesia akan diganti oleh Tokoh Representasi Nasionalis Religius, sama seperti Erdogan di Turki.
"Di antara tiga calon, @aniesbaswedan, @prabowo, @ganjarpranowo, siapa representasi Nasionalis Religius? Secara faktual, ketiganya sesungguhnya ada di kelompok sama. Maka identifikasi Kenasionalis-religius-itas, harus diperteguh dengan seorang Cawapres, yang valid mewakili unsur Religius Islam," tuturnya.
Diakuinya, salah satu penentu kemenangan Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019 lalu adalah sosok Calon Wakil Presiden kala itu, KH Ma’ruf Amin.
"Jadi, tampaknya penentu kemenangan @aniesbaswedan atau @prabowo bukan pada mereka berdua, tetapi kepada siapa Cawapres yang mereka pilih. Pesan saya kepada mas @aniesbaswedan, ingat jangan sampai salah pilih. Baca sasmita alam, petunjuk Allah pada kemenangan Erdogan," tandasnya. (DID)
Baca Juga: Soroti Debat Capres, Jokowi Minta Format Debat Dievaluasi
recep tayyip erdogan pemilu turki kelompok nasionalis - religius pemilu indonesia pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...