CARITAU MAKASSAR - Kapolsek Panakkukang, Kompol Saharuddin mendatangi rumah Jampang, pria yang ditembak oknum polisi di Makassar beberapa waktu lalu.
Kedatangan Kompol Saharuddin ke rumah Jampang yang terletak di Jalan Adyaksa 7, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (10/5/2013) sebagai wujud empati.
"Sebagai bentuk empati kami ke keluarga Jampang, tadi pagi saya berkunjung ke orangtuanya, keluarga, dan saudara-saudaranya. Saya minta maaf atas tindakan keras yang dilakukan anggota kami," katanya kepada awak media di lokasi.
Ia juga memberikan pengertian kepada keluarga korban, bahwa Jampang merupakan seorang residivis.
"Kami juga memberikan pengertian, pemahaman bahwa dalam kasus ini ada 6 LP yang sementara kami tangani di Polsek Panakkukang. Kasusnya macam-macam, ada pencurian, ada pelemparan hotel, ada juga bom molotov di Gereja Adyaksa," bebernya.
"Dan, kasus-kasus ini akan kami proses selanjutnya. Terus kami datang ke sini untuk kedua kalinya di keluarga Jampang, minta kerjasamanya. Artinya, insyaallah kita akan bantu, masalah pengobatan di Bhayangkara itu Tanggungjawab kami," tambahnya.
Bahkan, kata dia, kelurga Jampang meminta agar ia direhabilitasi. Ia pun akan melakukan tes urine untuk Jampang.
"Beliau Keluarganya meminta agar Jampang direhabilitasi. Saya bilang, Insya Allah kita akan periksa urinenya dulu, kalau hasilnya ada kandungan narkoba maka kami bantu rehab. Untuk kasus yang kami tangani di Polsek kami insyallah bantu sepanjang bisa dibantu. Supaya persoalan ini tidak berlarut-larut. Dan, si Jampang bisa hidup normal kembali. Kalau memang persoalan selesai dan kembali ke rumah, jagailah Keluarganya baik-baik," harapnya.
"Jangan sampai berulah kembali. Karena satu kecamatan ini kalau dimintai tandatangan, semua bersedia agar si Jampang diproses. Boleh dikata ratusan testimoni yang mendukung kami dalam tindakan tegas terhadap si Jampang," bebernya.
Setiap kali pertemuan, kata dia, warga selalu mengungkap namanya Jampang. Olehnya itu pihak Polsek merasa tertantang untuk mengamankan.
"Alhamdulillah kemarin kami berhasil menangkap dan mengamankan sekarang sudah di RS Bhayangkara," tandasnya.
Sementara itu, Kakak Jampang, Jumriani mengaku harus pikir-pikir dulu. Terlebih, dirinya teramat sakit hati melihat dengan kepala sendiri adiknya ditembak oknum Polisi.
"Saya belum kompromi dengan keluarga. Saat ini saya masih belum bisa jawab, damai atau tidak," ujar Jumriani saat ditemui di kediamannya, Rabu (10/5/2023) sore.
Sebagai kakak kandung, Jumriani mengaku sangat keberatan. Untuk itu, dia perlu untuk berdiskusi dengan pihak keluarganya.
"Karena saya sebagai kakak, adikku yang korban saya masih keberatan," lanjutnya.
Soal 6 Laporan Polisi (LP) yang dianggap sementara dalam proses di Polsek Panakkukang, Jumriani meminta pihak Kepolisian menunjukkan barang bukti.
Sebab, menurutnya beberapa LP sudah dijalani proses hukumnya oleh Jampang, adiknya.
"Soal 6 LP, itu juga kan butuh barang bukti. Intinya ada 6 LP itu apa yang dilakukan adik saya. Karena saya pikir ada beberapa LP yang sudah kembalikan barangnya," tukasnya.
"Meskipun Kepolisian mau membantu, saya kompromi dulu dengan keluarga. Kalau memang sudah dipersetujui baru saya bisa jawab damainya," tandasnya. (KEK)
pria ditembak oknum polisi residivis penembakan polisi sambangi keluarga korban
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024