CARITAU JAKARTA – Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo memastikan Irjen Pol Ferdy Sambo sudah tidak lagi menjabat sebagai Kepala Satgas Khusus (Satgassus) Polri sejak dinonaktifkan dari jabatan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam).

"Otomatis (dinonaktifkan)," kata Irjen Dedi saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga: Sempat Ricuh, Pagar Pembatas Ruang Sidang Ambruk Usai Hakim Vonis 1,5 Tahun Bharada E

Menurut Irjen Dedi, jabatan Kepala Satgassus merupakan jabatan non-struktural yang ada di Divisi Propam Polri, sehingga ketita Irjen Pol Ferdy Sambo dinonaktifkan dari jabatan struktural sebagai Kadiv Propam Polri, secara otomatis tidak lagi menjabat sebagai Kepala Satgassus.

"Setelah jabatan struktural dinonaktifkan maka jabatan non-struktural juga sudah tidak aktif," ujar Dedi.

Sebelumnya pada Senin (18/7/2022), Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah menonaktifkan Irjen Pol Ferdy Sambo dari jabatan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri demi objektivitas, transparansi dan akuntabelnya penyidikan peristiwa polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J.

Nama Irjen Ferdy Sambo terseret dalam insiden polisi tembak polisi yang terjadi di rumah singgah miliknya di Komplek Polri Duren Tiga Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).

Baku tembak terjadi antara ajudannya, yakni Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Insiden itu menewaskan Brigadir J dan saat ini tengah dilakukan penyidikan atas kematiannya yang dianggap janggal oleh banyak pihak karena ditemukan beberapa luka memar, selain luka tujuh tembakan di tubuhnya.

Langkah penonaktifan Irjen Pol Ferdy Sambo diapresiasi sejumlah pihak, termasuk Amnesty Internasional Indonesia, meskipun mereka sempat menilai penonaktifan terlambat. 

Selanjutnya Amnesty Internasional seperti dirilis Antara, mempertanyakan status Ferdy Sambo sebagai Kepala Satgassus Polri karena dinilai mempengaruhi jalannya pengungkapan kasus.(ITA)

Baca Juga: JPU akan Hadirkan Paksa Dua Saksi yang Halangi Penyidikan Terdakwa Agus Nurpatria dan Hendra Kurniawan