CARITAU JAKARTA - Presiden ke-6 yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya ingin dua pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) pada Pilpres 2024 mendatang.
Hal tersebut dikatakan SBY melalui sebuah buku berjudul Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi. Buku itu resmi dirilis untuk umum pada Senin (26/6/2023). Dalam buku tersebut, SBY mengklaim memperoleh informasi dari berbagai sumber yang kredibel.
Baca Juga: Konsolidasi Akbar Kader dan Relawan Amin Jawa Timur
"Dari berbagai sumber yang kredibel didapat informasi bahwa Pak Jokowi hanya menghendaki dua pasangan capres-cawapres. Bukan tiga apalagi empat pasangan,” tulis SBY.
Meski demikian, dia mengaku tak ada yang salah dengan keinginan Jokowi itu. Dirinya berpendapat siapa pun termasuk presiden tidak dilarang punya kehendak. Dia merasa, keinginan Jokowi itu bermasalah apabila melakukan tindakan yang dinilai melanggar hukum dan/atau menyalahgunakan kekuasaannya.
"Apabila Pak Jokowi bersama pembantunya-pembantunya bekerja secara ‘all out’ agar para pemimpin parpol yang berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi tidak membentuk pasangan ketiga disertai semacam ancaman, ya inilah yang bisa menjadi masalah,” ujarnya.
SBY menyatakan, sejumlah pimpinan partai politik (parpol) menerima ancaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Dia mencontohkan, ada yang diancam akan diperkarakan secara hukum apabila tidak menuruti keinginan Jokowi. Konon, kata SBY, Jokowi dan bawahannya merasa kantongi kasus-kasus pelanggaran hukum para pimpinan parpol.
“Jika semuanya ini benar, maka Presiden Jokowi pertama-tama melakukan ‘politik tebang pilih’. Kalau mengikuti keinginan beliau, meskipun dia punya kasus hukum akan aman. Sebaliknya, kalau dia mbalelo akan segera dijadikan tersangka dan masuk proses hukum,” jelasnya.
Di samping itu, SBY menyatakan tak setuju apabila ada upaya pembatasan jumlah pasangan capres-cawapres. Menurutnya, tak ada yang salah dengan pasangan capres-cawapres yang lebih dari dua. Apalagi, SBY meyaki ini kini masyarakat ‘terbelah' antara yang pro-keberlanjutan dan yang pro-perubahan.
Menurutnya, kedua aspirasi itu sama-sama sah sehingga akan jadi masalah apabila tidak ada pasangan capres-cawapres yang mewakili salah satunya.
“Separuh rakyat kita bisa marah karena tak ada yang mewakili mereka. Mereka juga sangat kecewa karena tak ada pasangan capres-cawapres yang mereka bisa titipkan harapan dan aspirasinya. Kalau separuh rakyat kita marah bagaimanapun akan berakibat pada adil dan damainya Pilpres 2024 mendatang,” tutup SBY. (DID)
Baca Juga: Ganjar: Perbedaan Pilihan Wajar Terjadi
sby ketua mejelis tinggi partai demokrat presiden jokowi dua pasang capres pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...