CARITAU MYANMAR - Konser perayaan HUT ke-62 yang digelar Organisasi Kemerdekaan Kachi berubah menjadi kuburan massal.
Hal tersebut setelah serangan udara yang dilancarkan militer Myanmar membombardir konser tersebut. Dilaporkan, dalam peristiwa berdarah tersebut, 60 orang termasuk penyanyi dan musisi tewas.
Peristiwa memilukan itu terjadi saat berlangsung perayaan etnis minoritas Kachin dalam bentuk konser. Dikutip dari AP News, peristiwa itu terjadi pada hari Minggu malam waktu setempat.
Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Sebut Israel Bersedia Hentikan Perang Selama Ramadan
Acara yang digelar oleh Organisasi Kemerdekaan Kachin di negara bagian Kachin itu merupakan bentuk perayaan HUT ke-62 berdirinya Organisasi Kemerdekaan Kachin.
Kachin sendiri merupakan salah satu grup etnis pemberontak yang terkuat di Myanmar, serta memiliki kapabilitas membuat sejumlah persenjataan. Konser yang digelar pun bertempat di tempat latihan militer dengan dihadiri 300 hingga 500 orang.
Lokasi kejadian adalah di Desa Aung Bar Lay yang berada di kawasan perkotaan Hpakant. Wiayah itu berada di daerah pegunungan yang terpenci dan jaraknya sekitar 650 km dari Yangon.
Menurut laporan sementara Reuters yang diperoleh dari sejumlah saksi, serangan udara itu dilakukan oleh tiga jet tempur. Meski demikian, juru bicara junta militer Myanmar belum bisa dikonfirmasi terkait laporan tersebut.
Sementara itu, juru bicara Tentara Kemerdekaan Kachin, Naw Bu, mengatakan serangan itu menargetkan perayaan HUT ke-62 pembentukan sayap politik tentara Kachin. Daerah Kachin terkenal dengan tambang giok. Pemerintah dan pemberontak sama-sama mengambil untung dari tambang tersebut.
Belum ada komentar atau tanggapan dari media militer atau pemerintah. Sejumlah media pro-Kachin memposting dampak kehancuran akibat serangan.
Peristiwa memilukan tersebut terjadi beberapa hari sebelum pertemuan Menlu ASEAN di Indonesia untuk membahas kekerasan di Myanmar. Kantor PBB di Myanmar mengaku kecewa dan sedih akibat serangan yang terjadi. Mereka menuntut agar pelaku diadili.
PBB telah berulang kali mengutuk militer Myanmar, menuduhnya melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan atas kematian warga sipil. Junta mengatakan operasinya menargetkan 'teroris'.
Myanmar telah dicengkeram oleh kekerasan sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih awal tahun lalu. Gerakan oposisi, beberapa di antaranya bersenjata, telah muncul di seluruh negeri, yang telah dilawan oleh militer dengan kekuatan mematikan. (DID)
Baca Juga: Israel Batasi Akses ke Masjid Al Aqsa dan Ancam Serang Rafah saat Bulan Suci Ramadan
jet tempur pesawat myanmar serangan udara organisasi kemerdekaan kachin konser musik
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...