CARITAU MAKASSAR - Nabi Muhammad SAW melakukan i’tikaf di 10 malam terakhir Ramadan dengan memaksimalkan beribadah kepada Allah. Meninggalkan segala sesuatu di dunia dan berdiam diri di masjid untuk fokus beribadah.
Sekertaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) Makassar, Shaifullah Rusmin mengatakan seseorang yang melaksanakan i'tikaf harus bisa memaksimalkan ibadah yang mereka lakukan. Bukan persoalan kuantitas tapi kualitas dari ibadah yang dikerjakan.
"Tidak perlu banyak, asal maksimal, asal benar-benar sesuai dengan niatnya melakukan i'tikaf untuk apa. Nah ini yang kita maksud dengan memaksimalkan ibadah," ujarnya.
Terkait dengan apa saja yang perlu dilakukan, sebut Wakil Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Makassar ini, sesuai dengan sunnah Nabi, ada banyak, bahkan semua bentuk ibadah.
Mulai dari dzikir, berdoa, shalat, mengaji, dan sebagainya, itu semua yang dilaksanakan ketika i'tikaf.
"Dan biasanya lanjut malam dengan shalat, selain tarwih, ada yang namanya shalat tasbih, dan yang paling identik dengan i'tikaf adalah shalat lail. Kenapa banyak dilakukan malam? karena tujuan utama dalam meraih itu malam lailatul qadar," jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, tidur di masjid dengan niat untuk bangun kembali dan mengerjakan shalat atu ibadah lainnya, juga termasuk bagian dari i'tikaf dan mendapatkan pahala.
"Tidur yang dinilai ibadah ada tiga, pertama tidur karena setelah melaksanakan ibadah dan untuk bangkit melaksanakan ibadah selanjutnya, kedua tidur karena memang untuk mempersiapkan diri untuk beribadah, dan ketiga yang dilakukan untuk niat menghindari dosa," jelasnya.
Ia menegaskan, keutamaan malam lailatul qadar sungguh begitu luar biasa. Ia merupakan bagian dari kemuliaan yang diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad Saw.
Diceritakan kalau umat Nabi Muhammad SAW mungkin memiliki usia yang lebih singkat dibandingkan dengan umat Nabi Nuh As yang bisa sampai seribu tahun. Tetapi, kata dia, umat Rasulullah diberikan banyak kemuliaan.
Ada amalan-amalan yang ketika dikerjakan berlipat ganda pahalanya. Ada tempat yang ketika kita melaksanakan ibadah di sana juga mendapat pahala berlipatganda. Serta ada waktu-waktu tertentu seperti Ramadan yang pahala dan keberkahan diberikan Allah berlimpah.
"Ada sahabat bilang kenapa umat Rasulullah pendek-pendek umurnya. Jawabannya karena kita umatnya diberikan berbagai keistimewaan tersebut yang tidak diberikan kepada umat nabi lainnya," tegasnya. (KEK)
bulan suci ramadan ibadah keutamaan puasa i'tikaf 10 ramadan terakhir
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024