CARITAU JAKARTA – Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada Minggu (11/9/2022) pukul 06.10 WIB, menyebabkan warga mengungsi.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Bengkulu
Kejadian serupa dilakukan saat terjadi gempa M 6,4 pada Senin (29/8/2022).
“Kondisi dan jumlah warga yang mengungsi sama seperti kejadian gempa M 6.4 pada tanggal 28 Agustus 2022 kemarin,” ujar Novriadi.
Novriadi juga melaporkan, sekitar 200 orang warga Desa Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara, juga mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi dan aman.
“Kurang dari 200 warga Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara juga mengungsi,” tambahnya.
Terkait korban dan kerusakan, Novriadi mengatakan ada seorang warga Desa Betaet yang luka di bagian kepala karena tertimpa kayu yang berada di rumahnya dan segera mendapatkan pertolongan dari pihak Puskesmas setempat.
“Seorang warga Betaet terluka di kepala terkena kayu di rumahnya saat hendak lari ke luar rumah. Mereka sudah ditangani pihak Puskesmas setempat,” jelas Novriadi.
Selain korban luka, Novriadi juga merinci kerusakan ringan di gedung SMP Negeri Sagulubbek dan Puskesmas Betaet di Kecamatan Siberut Barat Daya. Kerusakan berupa dinding yang retak dan keramik dinding terkelupas.
“Kerusakan di bagian dinding gedung sekolah SMP Negeri Sagulubbek dan keramik dinding Puskesmas Betaet terkelupas,” kata Novriadi.
BPBD Provinsi Sumatera Barat dan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk asesmen lanjutan dan memonitor dampak yang ditimbulkan setelah terjadi gempa.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat, khususnya di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya, agar tidak panik namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempa susulan.
Peringatan dini gempa dapat diperoleh dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat. Hal itu bertujuan menjadi 'alarm' apabila terjadi gempa.
Di samping itu, pastikan jalur evakuasi ke luar dari rumah tidak terhalang oleh benda dengan ukuran besar seperti lemari, meja, kulkas dan sebagainya.
Khusus masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, apabila terjadi gempa yang berlangsung lebih dari 30 detik, maka diharapkan untuk segera menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terjadinya tsunami.
Apabila mendapati rumah dengan rusak struktur yang ditandai dengan kondisi patah tiang penyangga, kerusakan masif pada dinding dan kerusakan pada penyangga atau penyusun atap, maka diimbau agar pemilik rumah segera melaporkan kepada BPBD setempat.
Hasil rekaman data oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa itu berada di 1.18 LS dan 98.53 BT pada kedalaman 10 kilometer (km).
Selang 14 menit kemudian atau tepatnya pada pukul 06.24 WIB, terjadi gempa susulan berkekuatan M 5.4 yang berpusat di 1.25 LS dan 98.49 BT pada kedalaman 11 km. BMKG menyatakan gempa itu tidak berpotensi tsunami.(KEK)
Baca Juga: BPBD Sumbar Sebut Tak Ada Korban Jiwa dan Kerusakan Akibat Gempa M 6.9
gempa magnitudo 6 2 kabupaten kepulauan mentawai sumatera barat
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...