CARITAU JAKARTA – Puluhan massa yang tergabung dalam perkumpulan Sinergi Merah Putih (SMP) mengelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (14/10/2022).
Mereka mendesak KPK untuk cepat menyelesaikan dugaan kasus korupsi penyelenggaraan Formula E. Salah satu tuntuntan mereka ialah meminta lembaga antirasuah itu untuk menangkap Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.
Baca Juga: Ema Sumarna Jadi Tersangka, Pj Wali Kota Bandung Tunjuk Hikmat Ginanjar Jadi Plh Sekda
Adapun, aksi tersebut dimulai sekitar pukul 14.30 WIB dan berlangsung hingga petang sore. Peserta aksi membentangkan spanduk-spanduk bernarasikan mendukung KPK untuk menahan Anies.
"Ini merupakan dukungan kami kepada KPK sekaligus mendesak mereka untuk mempercepat penyelesaian kasus Formula E. Karena penyelesainnya sudah terlalu lamban, penyidikan-penyidikan masih mencari bahan dan lain sebagainya. Tetapi tidak sampai pada tahapan penyidikan lebih lanjut," kata Effendi Ahmad selaku Humas Sinergi Merah Putih.
Ia menyebutkan, ada dua tuntutan khusus dalam aksi kali ini. Pertama, Sinergi Merah Putih menyebut pihak KPK harus mengumumkan dengan cepat siapa tersangka pada kasus dugaan korupsi Formula E.
Hal ini ia jelaskan supaya tidak ada lagi kecurigaan-kecurigaan terhadap publik.
"Kedua, kami meminta bahwa Anies Baswedan segera ditetapkan sebagai tersangka jika memang ada keterlibatan. Mengapa Anies? Karena ia saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Di mana ia adalah pemangku kebijakan tingkat provinsi pastinya. Itu desakan yang kami minta KPK,"terang dia.
Effendi juga menyoroti sikap KPK yang tidak tegas dalam menangani perkara ini. Di mana, ia melihat saat Anies diminta untuk menjadi saksi di gedung KPK, Gubernur Jakarta itu tidak menunjukan ketertekanannya sama sekali.
"Salah satunya kita juga bingung ketenangannya kok terus-terusan gitu loh. Kan pernah waktu dulu, Anies malah mengaku katanya membantu KPK. Tapi menurut kami tidak," paparnya.
Ia juga menyebut, massa aksi terdiri dari sejumlah lapisan masyarakat, mulai dari pemuda, ibu-ibu hingga pemuda yang sadar akan kejanggalan dalam penyelesaian Kasus Formula E.
"Kami turun karena memang penanganan kasus dugaan korupsi Formula E ini tidak efektif. Kenapa kami turun ya karena kami tidak mendapat kepuasan terkait hasil dari penyelidikan dugaan korupsi di Formula E itu," ungkap dia.
Ditanya mengenai kejanggalan penanganan dugaan korupsi di penyelenggaraan Formula E, Effendi melihat ada kejanggalan-kejanggalan yang jelas bisa disaksikan publik.
"Kami sebagai masyarakat itu bukan mengklaim saja tetapi disini kami merasakan lah kok janggal ya? Seperti halnya soal DP ya. DP nya itu kok dibayarkan tetapi mekanismenya kok seperti itu? Nah itu yang kami soroti," urainya
"Kitapun melihat dari keterangan-keterangan media ya dari anggota Dewan lah kok belum ada kesepakatan dari paripurna kok sudah ada izin, kan gak bener juga kata gitu. Nah dari situ masyarakat otomatis melihat gak bener juga ya," pungkas dia.
Effendi berharap agar penanganan dugaan korupsi formula E di KPK bisa dituntaskan tanpa intervensi dari pihak manapun
"Simple, KPK tetap tegak lurus terhadap sebuah keadilan dan jangan takut diintervensi oleh pihak manapun. Ini bukan kasus politik tapi ini memang benar-benar kasus yang harus ditangani secara hukum," tutup dia. (GIB)
Baca Juga: Anies Siap Tandatangani Pakta Integritas dengan Berbagai Umat Beragama
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...