CARITAU JAKARTA – Pengamat sepak bola Ronny Pangemanan mendesak PSSI untuk berbenah setelah munculnya Tragedi Kanjuruhan di awal bulan ini. Tragedi yang menyebabkan ratusan jiwa meninggal dunia itu membuat pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta untuk mengusut tuntas kejadian memilikan tersebut.
Bahkan, FIFA sebagai otoritas tertinggi olahraga sepak bola dunia juga mengirimkan tim ke Indonesia. Bersama AFC, PSSI, dan perwakilan pemerintah, mereka sepakat membentuk Satuan Tugas (Satgas) Transformasi Sepak Bola Indonesia.
Baca Juga: Jalan Terjal Korban Mencari Keadilan, Setahun Tragedi Kanjuruhan (Bag. 1)
Karena itu, menurut pria yang akrab disapa Ropan itu, inilah waktu yang tepat bagi PSSI untuk berbenah. Menurut dia, jika pembenahan tidak dilakukan maka dapat dipastikan dunia sepak bola Indonesia akan mengalami stagnansi dan kesulitan untuk maju lantaran masih dikuasai lingkaran setan.
"Jadi kalau saya lihat di internal itu masih ada hal-hal sepak bola kita yang tidak akan maju dan sulit maju karena masih dalam lingkaran setan. Buktinya seperti Kanjuruhan, keliatan itu kan suatu kegagalan besar ketika PSSI sebagai operator dalam kompetisi itu tidak jelas dalam menerapkan aturan sistem keamanan di dalam stadion," kata Ropan kepada caritau.com, Sabtu (15/10/2022).
Menurut Ropan, hal sangat mendasar yang menjadi landasan argumentasi terkait dorongan untuk PSSI berbenah yakni mengenai kualifikasi standarisasi stadion sepak bola Indonesia yang keadaaanya masih banyak belum memenuhi standar FIFA.
Kerena itulah, Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua stadion yang digunakan di kompetisi Liga 1 dan Liga 2 lantaran berkaca dari stadion Kanjuruhan yang kondisi pintunya kecil sehingga menjadi salah satu penyebab tragedi kemanusiaan.
"Yang membuat presiden itu menunjuk Menteri PUPR untuk melihat. Semua stadion ini harusnya berstandar FIFA yang benar-benar diakui sehingga tidak terjadi lagi seperti peristiwa kemarin di Kanjuruhan, presiden sudah geram juga itu," tutur Ropan.
Sepak Bola Ajang Bisnis
Berdasarkan pengalaman dirinya dalam kancah persepakbolaan dalam negeri, Ropan melihat selama ini PSSI dan PT LIB selaku penanggung jawab liga sepak bola di Indonesia diduga hanya berkompromi untuk mencari keuntungan bisnis saja tanpa berpikir untuk mendorong kemajuan sepak bola Indonesia.
Hal itu, menurut dia menjadi satu hambatan bagi kemajuan liga sepak bola dalam negeri lantaran PSSI dan PT LIB sejauh ini hanya melihat kompetisi sepak bola Indonesia sebagai acara seremonial yang mendulang pundi-pundi uang bagi bisnis yang mereka jalani.
"Nah kalau ini diduga ada kompromi-kompromi yang terjadi antara PT LIB dan PSSI untuk mengawal kompetisi sekadar acara saja yang penting cuan masuk, bisnis ada juga di situ. Ya kalau kaya begini kompetisi kita tidak akan maju sepak bola Indonesia," jelas Ropan.
Selaku pengamat sepak bola Ropan juga turut menyoroti dinamika yang terjadi pasca tragedi Kanjuruhan antara lain desakan publik kepada Mochamad Iriawan alias Iwan Bule untuk mundur atau meletakan jabatannya dari Ketua Umum PSSI.
Tapi, kata Ropan, desakan mundur tersebut seharusnya ditujukan bukan hanya untuk Iwan Bule selaku Ketua Umum melainkan juga untuk seluruh jajaran pengurus PSSI. Hal itu dilakukan guna melakukan reformasi struktural organisasi PSSI yang dinilai banyak terjadi permasalahan.
"Kalau ingin bagus reformasi ini harus turun semua, Jadi harus turun semua, jangan hanya pak Iwan Bule, percuma sementara yang ada di dalam ini gak akan menyelesaikan masalah kalau cuma Iwan Bule sendiri, kasian dia nanti hanya menjadi tumbal, jadi harus semua itu mundur. Justru yang berbahaya itu yang di Exco-Exco dan pengurus lain," tegas Ropan.
Ia berujar, jika seluruh struktural PSSI diganti dengan yang baru yang mengerti bidang dunia sepak bola dan para struktur lama tidak dikasih kesempatan lagi maka dia meyakini sepak bola Indonesia akan membaik.
"Nah kalo gak begitu itu nanti susah, semua diganti baru akan baik, jadi yang sekarang itu tidak usah ikut mengatur sepak bola kita lagi ke depan Jadi seluruh pengurus itu harus habis jangan disisakan lagi," imbuh dia.
Tak hanya PSSI, bagi Ropan, PT LIB selaku yang menyelenggarakan kompetisi liga sepak bola di Indonesia juga harus dilakukan evaluasi secara total termasuk melakukan reformasi struktural dengan mengganti posisi-posisi pengurus yang menjabat sekarang dengan orang-orang baru yang memiliki pengetahuan wawasan terkait kiprah sepak bola di Indonesia.
"Jadi harus pembenahan semua, baik dari PSSI atau PT LIB pengurusnya harus mundur semua itu, jadi harus diganti baru itu semua, nah kalau sudah mundur semua itu baru bisa memajukan, kalau masih orang-orang lama itu jangan harap bisa memajukan sampai kiamat juga tidak akan maju itu," tandas Ropan. (GIB)
Baca Juga: Dukungan Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
tragedi kanjuruhan iwan bule mundur ketum pssi didesak mundur satgas reformasi sepak bola
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024