CARITAU BARCELONA - Presiden FC Barcelona, Joan Laporta membantah segala tuduhan yang mengarah ke klub terkait kasus suap ke Komite Wasit La Liga.
Sebagaimana diketahui, Jaksa Penuntut Umum Spanyol menjelaskan bahwa pada tahun 2016 hingga 2018 ketika masih dipimpin oleh Josep Maria Bartomeu, Barcelona terlibat dalam skandal pembayaran kepada mantan Wakil Presiden Komite Wasit Teknis Spanyol, Jose Maria Enriquez Negreira.
Baca Juga: Hancurkan Celta Vigo, Real Madrid Kian Kokoh di Puncak Klasemen La Liga
Jaksa menuduh klub mempertahankan hubungan dengan Jose Maria Enriquez Negreira; di mana 'dengan imbalan uang' dia melakukan tindakan yang akan menjamin Barcelona diunggulkan dalam pengambilan keputusan wasit.
Tak hanya itu, Barca juga disebut telah membayarkan £ 7,4 juta ke Negreira dan perusahaan miliknya.
Adapun, Laporta mencoba meredakan isu yang terus beredar. Dia menegaskan bahwa klub sama sekali tidak bersalah.
"Culers, tenanglah. Barça tidak bersalah atas apa yang dituduhkan kepada mereka dan menjadi korban kampanye melawan kehormatan mereka di mana semua orang sekarang terlibat. Tidak mengherankan, kami akan membela Barça dan menunjukkan bahwa Klub tidak bersalah. Banyak yang harus diperbaiki," kata Laporta, dikutip Twitter pribadinya, Senin (13/3/2023).
Atas dakwaan tersebut, Barcelona terancam oleh berbagai sanksi, salah satunya terdepak dari Liga Champions.
Jika melihat kembali pada tahun 2017, Marca melaporkan UEFA telah mengubah aturan kelayakan kompetisi mereka. Mereka melakukannya karena beberapa preseden, tetapi terutama karena kasus Anderlecht pada 1996 dan AC Milan sepuluh tahun kemudian.
Perubahan itu dapat memengaruhi Barcelona, yang bisa dilarang berpartisipasi di Liga Champions edisi berikutnya. Tim yang ingin berpartisipasi dalam kompetisi Eropa harus menyerahkan dokumentasi yang diperlukan sebelum 1 Juni.
Presiden Barcelona Joan Laporta dan mantan presiden Josep Maria Bartomeu, Joan Gaspart dan Sandro Rosell harus bersaksi tentang kasus Negreira di pengadilan sebelum tenggat waktu itu.
Dalam Statunya, UEFA dengan tegas akan menghukum tindakan indisipliner seperti halnya kasus suap. Tak hanya itu, UEFA juga meminta setiap klub yang bermasalah dengan hukum dapat menyelesaikan atau membuktikan tidak bersalah secepat mungkin, sebelum proses administrasi Liga Champions dimulai.
"Pengakuan ke kompetisi UEFA dari Asosiasi Anggota atau klub yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam aktivitas apa pun yang bertujuan untuk mengatur atau mempengaruhi hasil pertandingan di tingkat nasional atau internasional dapat ditolak dengan segera, tanpa mengurangi kemungkinan tindakan disipliner, " bunyi Pasal 50(3) Statuta UEFA. (RMA)
Baca Juga: Man City Lawan Real Madrid di Semifinal UCL, Xavi Hernandez: Tim Guardiola Terbaik Saat Ini
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...