CARITAU JAKARTA – Pencegahan stunting pada anak penting dilakukan, mengingat bayi dan balita yang hidup di zaman ini akan menjadi bagian dari Visi Indonesia Emas 2045. Karena itu, Inspektur Utama (Irtama) BKKBN, Ary Dwikora Tono mengatakan angka stunting harus diturunkan serendah mungkin sejak saat ini.
Ary mengatakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci mencapai Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, sambungnya, persiapan SDM tersebut harus dimulai dari sekarang.
Baca Juga: Airlangga: RI 'On-Track’ Capai Visi Indonesia Emas 2045
"Tahun emas ini harus betul-betul bisa mencapai Indonesia Emas, Indonesia yang maju dan berdaulat. Ekonominya kuat, pembangunannya merata, serta rakyatnya turut terlibat dan turut merasakan hasil pembangunan,” ujar Ary dalam keterangan resminya kepada media, Minggu (6/8/2023).
Oleh karena itu, kata Ary, BKKBN mendorong pencegahan stunting dilakukan mulai dari hulu atau sejak dini, bahkan sejak sebelum pasangan menikah dengan memeriksakan kesehatan tiga bulan sebelumnya.
Hal ini, kata dia, bertujuan agar saat menikah dan kemudian hamil, ibu dan bayi yang dikandung dalam kondisi kesehatan yang baik, sehingga terhindar dari stunting. Selanjutnya, pola makan dan pengasuhan harus diperhatikan, termasuk pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
"Kekurangan gizi yang terjadi pada stunting bisa disebabkan karena pola makan dan pola asuh yang keliru, sehingga pertumbuhan anak terhambat," tutur Ady.
Perihal pemberian ASI eksklusif ini diulas lebih lanjut oleh Kepala Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Andi Ritamariani yang mengatakan bahwa kaum wanita bisa berperan lebih banyak dalam mengupayakan pencegahan stunting.
"Rugi sebetulnya jika tidak memberikan ASI, karena ASI itu tidak perlu beli, gizi dan kebersihan terjamin. Selain itu, ekonomis. Jika rutin menyusui, memperkecil kemungkinan segera hamil lagi. Lagi pula ASI mudah dibawa dan disiapkan, tidak ribet," kata Andi Ritamariani. (FAR)
Baca Juga: Pemkot Bandung Optimistis Capai Angka Prevalensi Stunting 14% di 2024
Rumah SYL Senilai Rp4,5 Miliar di Makassar Disita...
Imam Mushala di Kedoya Jakbar Tewas Ditikam
OJK Cabut Izin Usaha Paytren, Yusuf Mansur Angkat...
Siswa SD dan SMP Madiun Gunakan Empat Bahasa di Se...
Pemburu Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon A...