CARITAU JAKARTA - Molornya deklarasi pasangan capres-cawapres dari Koalisi Perubahan yang digagas Nasdem, yang semula tanggal 10 November menjadi akhir Desember 2022 ditengarai karena masih alotnya pembahasan siapa yang akan menjadi 'pengantin' Anies Baswedan.
Demikian disampaikan Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi melalui keterangannya, Senin (14/11/2022). Ari pun menilai, mundurnya deklarasi koalisi berpotensi gagalnya pencalonan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
Baca Juga: Ganjar Pranowo Hadiri Jalan Sehat di Makassar
"Jika Demokrat begitu ngotot menyodorkan nama AHY dan PKS begitu gigih menyorongkan nama Aher maka potensi gagalnya pencapresan Anies sudah di depan mata," kata Ari Junaedi, Senin (14/11/2022).
Begitu pun dengan pernyataan-pernyataan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh akhir-akhir ini pun juga dilanda kegamangan. Ari melihat ada beberapa faktor penyebabnya. Pertama, jelas Ari, dengan langkah pencapresan Anies justru menimbulkan ketidakharmonisan hubungan Nasdem dengan Presiden Jokowi.
Mulai dari gesture yang ditunjukkan Jokowi yang tidak mau membalas pelukan Surya Paloh di HUT Golkar serta statement Jokowi yg meminta partai-partai untuk tidak sembrono mencalonkan capres.
Walau tidak ditujukan langsung ke Nasdem, menurut Ari, sudah bisa dipastikan tudungan itu mengarah kepada Nasdem, mengingat belum ada satu partaipun mencalonkan presiden kecuali Nasdem, PSI dan Gerindra.
Kedua, Surya Paloh menjadi kian gelisah usai beberapa lembaga survei mengeluarkan hasil survei terbarunya pasca pencapresan Anies. Justru dengan pencapresan Anies, Nasdem tidak mendapat berkah tetapi 'musibah'.
Nasdem malah tidak mendapat durian runtuh efek ekor jas, tetapi malah terjerembab. Diperkirakan suara Nasdem akan melorot bahkan terancam tidak lolos parlementary treshold.
Belum lagi hubungan Nasdem dengan teman-teman koalisi seperti PDIP dan partai lain menjadi renggang karena Nasdem berani mencalonkan Anies tanpa mengikuti selera Jokowi
Anies yang lekat dengan stigma politik identitas seperti yang terjadi di Pilgub DKI lalu, dianggap antitesis Jokowi. Bahkan pandangan ini ikut disampaikan oleh kader Nasdem yang telah dipecat, Zulfan Lindan.
Menurut Ari, puncak kegamangan Surya Paloh juga tidak terlepas dari desakan partai-partai koalisi pemerintah agar Nasdem menarik menteri-menterinya dari kabinet
Ketidakhadiran Presiden Jokowi di HUT Nasdem sekalipun hanya ucapan ulang tahun, sudah lebih dari cukup memang Nasdem menjadi 'pesakitan' dari Kondisi pasca pencapresan Anies.
Ketidakyakinan Surya Paloh bahwa tidak ada jaminan Anies bisa melaju terus, pernyataan Surya Paloh yg akan mundur dari kursi Ketua Umum Nasdem jika Nasdem berkurang kursinya di DPR apalagi sampai tidak lolos ke parlemen menjadi sinyal kefrustasian level tinggi dari Surya Paloh.
"Bisa jadi pula ini langkah 'skakmat' Nasdem agar Demokrat dan PKS mau diatur dan jangan terlalu memaksakan AHY dan Aher sebagai pendamping Anies," pungkas Ari. (DID)
Baca Juga: PDIP Berharap PSI Dukung Ganjar
anies baswedan koalisi perubahan capres nasdem pilpres 2024 politik
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...