CARITAU YOGYAKARTA – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur (BI Jatim) memperkenalkan penggunaan teknologi drone pada gadget untuk mengoptimalkan produksi dengan tujuan mendorong para petani naik kelas menjadi Pengusaha Tani melalui Program Pengembangan Petani Digital Farming.
“Digital Farming ini diterapkan di beberapa klaster pertanian, dipilih klaster yang sudah naik kelas, bukan klaster pemula, namun klaster yang sudah mandiri. Kita kenalkan teknologi drone ini supaya petani lebih efisien dalam biaya,” kata Hesti Chandra, Tim Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM BI Jatim saat pemaparan Capacity Building dan Media Gathering BI Jatim yang digelar di Yogyakarta, Jumat (10/6/2022).
Baca Juga: Masifkan Keuangan Digital di Madura, BI Jatim Gelar Madura Digicreative Fest 2024
Hesti menjelaskan, teknologi drone bakal menginformasikan kepada petani tentang kadar air di lahan, kelembaban tanah dan tanaman, kapan harus memupuk, bahkan berapa banyak pupuk yang harus disebar ke lahan.
Informasi yang dipantau dan diolah melalui teknologi drone bisa dibaca secara langsung oleh petani melalui gadget miliknya.
Teknologi drone program Digital Farming mulai diperkenalkan kepada para petani pada Juni 2022 ini, di mana BI Jatim telah memiliki pilot project Digital Farming menggunakan teknologi drone untuk penanaman padi di Brenjonk, Kabupaten Mojokerto.
“Petani diajarkan menggunakan drone untuk memantau lahan, kemudian petani bisa melihat secara langsung hasil pantauan drone dari gadget miliknya. Bakal muncul informasi suhu sekian derajat, pupuk yang harus disiapkan sekian ton atau sekian kilo, hari ini harus disiram sekian liter air, dan lain-lain,” katanya.
Teknologi drone terbaru hasil kerjasama BI Jatim dengan Universitas Brawijaya itu tentu bakal sangat membantu petani sehingga lebih efisien dalam merawat tanamannya. Contohnya tanaman yang seharusnya membutuhkan 800 liter air, tidak perlu berlimpah sampai 1.000 liter atau malah kekurangan pasokan air.
“Dengan begitu petani bisa menekan biaya,” katanya.
Menurut Hesti, jika petani menguasai teknologi drone, tentu harapannya mereka bisa mengembangkan kapasitasnya menjadi pengusaha tani dan tidak lagi sekadar buruh tani.
Selain program Digital Farming, BI sejatinya telah menggelar program Agripreneur sejak tahun 2021 yang telah membuahkan hasil.
Kelompok Kopi Wonosalam Jombang, misalnya, telah melakukan ekspor perdana produknya yakni Kopi Excelsa sebanyak 12 ton ke Malaysia yang dilepas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Kepala BI Jatim Budi Hanoto pada 10 Mei 2022.
Juga Kelompok Petani Kedelai Edamame di Jember binaan BI Jember yang berhasil memasarkan produknya ke beberapa supermarket besar dan juga berhasil melakukan ekspor.
Pada program Agripreneur yang terdiri beberapa klaster, yakni padi, kopi, jagung juga edamame, para petani diberi pelatihan manajamen usaha dan tata kelola keuangan, serta tentu saja diberikan ilmu pertanian terkini.
“BI Jatim sudah menyeleksi petani maupun peternak dari berbagai daerah di Jawa Timur dan sudah terseleksi 23 orang yang akan diberi pelatihan secara profesional,” katanya.
Program Agripreneur bakal terus digelar BI Jatim dengan mengevaluasi program tahun lalu, sehingga bakal ada penambahan materi yang mendukung kondisi paling mutakhir.
Para petani peserta Program Pengembangan Digital Farming dan Agripreneur diharapkan bakal menjadi penggerak, juga agent of change atau agen perubahan di desa masing-masing sehingga desa menjadi lebih maju.
Para petani juga diberi motivasi agar menyadari dan memahami bahwa menjadi petani tak sekadar melakukan kegiatan tanam dan memupuk, tapi juga bisa melakukan pengelolaan manajemen sumber daya manusia (SDM) di lingkungannya.
“Termasuk bisa menjadi pengusaha tani dengan mengembangkan produksinya sendiri menjadi produk yang memiliki added value. Jadi dinaikkan kelasnya,” kata Hesti. Selanjutnya klaster yang sudah naik level bakal diperkenalkan teknologi digital agar mereka lebih efisien dalam biaya produksinya.
Menurut Hesti, petani peserta Agripreneur tahun 2021 sangat antusias dan terbuka. Kini mereka bahkan telah mampu melakukan aktivitas seperti mengelola anggota klasternya menjadi marketing, aktif di medsos, termasuk kegiatan pameran offline.
“Kami berharap petani seperti itulah yang bisa menjadi penggerak di desanya. Menjadi agent of change di masyarakatnya. Mindset mereka ditanamkan bahwa mereka adalah pengusaha tani dan bukan sekedar buruh tani,” pungkasnya.(HAP)
Baca Juga: BI Jatim Targetkan JCC dan Festival Peneleh 2024 Dongkrak Ekspor Kopi dan Wisata Kota Lama
bank indonesia kantor perwakilan provinsi jawa timur bi jatim teknologi drone dan gadget mendorong petani naik kelas pengusaha tani program pengembangan petani digital farming. agripreneur
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024