CARITAU GAZA - Bayi kembar Palestina dan ibunya tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza tengah pada Selasa (13/8/2024), saat ayah mereka pergi mengambil akta kelahiran. Kedua bayi lahir pada Sabtu (10/8/2024) di kota Deir al-Balah.
"Saya baru saja mendapatkan akta kelahiran untuk bayi kembar, Aysel dan Asser," kata ayah mereka, Mohammad Abu al-Qumsan kepada Anadolu sambil meneteskan air mata.
Mohammad Abu dan istrinya Jumana Arafa merupakan pengungsi dari Gaza utara, Mereka baru saja menyambut kelahiran bayi kembar setelah melalui proses persalinan sesar yang menantang. Hati mereka dipenuhi kegembiraan saat dua bayi kembar lahir selamat dan diizinkan Kembali ke apartemen.
Pada Selasa, saat Abu keluar dari RS Al-Aqsa Martyrs di Deir al-Balah setelah mengambil akta kelahiran anak-anaknya, dia menerima panggilan telepon yang menghancurkan hatinya, yang mengabarkan bahwa serangan Israel telah menargetkan apartemen tempat keluarganya tinggal.
"Saya sedang berada di luar rumah, menyelesaikan urusan administrasi, dan kemudian saya mendapat telepon... Saya tidak menyangka akan menemukan mereka semua telah tiada," lanjutnya
Abu tersungkur dalam kesedihan saat melihat keluarganya telah berkumpul di luar kamar mayat. Dia menyadari bahwa istrinya dan bayi kembar mereka termasuk di antara para korban.
"Aysel dan Asser adalah awal dan akhir dari kebahagiaan saya. Kebahagiaan saya tidak lengkap, dan sekarang semuanya hilang," katanya.
Baca Juga: Mahkamah Internasional Perintah Israel Hentikan Serangan, Netanyahu Rapat Darurat
Sementara di seberang ruangan, saudara laki-laki Jumana meratapi ibunya, Rim Jamal al-Batraoui (50) yang juga tewas dalam serangan tersebut.
Saat dia memeluk jasad ibunya dan memandang saudara perempuannya serta anak-anaknya, dia dengan berlinang air mata bertanya, "Apa dosa mereka? Mengapa tentara Israel menargetkan mereka?"
Serangan Israel memang terus berlangsung di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.000 orang sejak 7 Oktober 2023.
Pembunuhan bayi kembar yang baru lahir tersebut, merupakan salah satu dari banyak tragedi yang terjadi di tengah perang Israel, meninggalkan keluarga seperti keluarga Mohammad Abdu dengan meninggalkan kenangan tentang orang-orang terkasih yang hilang.
Israel yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, kini menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berlanjut di Gaza sejak Oktober 2023.
Lebih dari sepuluh bulan sejak perang, sebagian besar wilayah Gaza sudah menjadi reruntuhan di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel seperti dirilis Antara, dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional, yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari sejuta warga Palestina berlindung dari perang sebelum kota itu diserbu pada 6 Mei 2024. (BON)
Baca Juga: Norwegia dan Irlandia Akui Negara Palestina, Israel Tarik Dubesnya
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...