CARITAU JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengaku terus melakukan upaya langkah persiapan dalam menyambut giat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.

Diketahui, Pilkada secara serentak itu akan diselenggarakan pada November 2024 mendatang. Dalam kegiatan itu pihak Bawaslu menyatakan akan terus melakukan giat evaluasi sebagai bentuk representasi perbaikan atas kegiatan pengawasan dalam Pemilu untuk di aplikasikan pada Pilkada 2024.

Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty meminta kepada seluruh jajaran Bawaslu diseluruh tingkatan untuk sigap dan cepat dalam melakukan berbagai langkah mitigasi dalam menghadapi Pilkada Serentak 2024.

"Jadi persiapannya sedang kami lakukan terus menerus tentunya kami menyiapkan jajaran kami harus sudah melakukan mitigasi,” katanya kepada wartawan, dikutip Senin (8/4/2023)

Ia menuturkan, dalam menyambut Pilkada, yang telah menjadi pusat perhartian Bawaslu yakni terkait pemutakhiran data pemilih yang pada penyelenggaran pemilu lalu didapati juga masih mengalami sejumlah persoalan.

Lolly menegaskan, berkaca pada kegiatan Pemilu 2024, persoalan daftar pemilih tetap (DPT) menjadi masalah yang begitu krusial.

“(Masalah) DPT berlangsung luar biasa dinamisnya dengan berbagai persoalannya. Itu menjadi hal yang harus kami (Bawaslu RI) lakukan mitigasinya untuk Pilkada," ujarnya.

Selain itu, Lolly menuturkan pihaknya juga akan melakukan sejumlah evaluasi terhadap kinerja pengawas badan adhoc.

Disisi lain, lanjut dia, Bawaslu selalu lembaga pengawas pemilu nanti juga melakukan rekrutmen badan adhoc untuk menggantikan pengawas yang kinerjanya dinilai kurang baik.

“Jika dalam proses evaluasi kami itu memang terdapat hal-hal yang menyatakan kinerjanya tidak bagus, maka kan otomatis harus dilakukan penggantian,” jelasnya.

Lebih lanjut Lolly menambahkan, Bawaslu memberikan surat imbauan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mengingatkan kepala daerah tidak melakukan mutasi atau penggantian pejabat.

“Karena sudah dalam waktu 6 bulan sebelum pelaksanaan Pilkada itu mutasi tidak bisa dilakukan lagi,” tandasnya. (GIB/DID)