CARITAU MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang menyebut pembeli asing harus membayar dalam rubel untuk membeli gas Rusia mulai 1 April, atau kontrak dihentikan tidak dilakukan.
Baca Juga: Vladimir Putin Nyatakan 24 Maret Jadi Hari Berkabung Nasional
Putin pun bersikap tegas.
"Jika pembayaran tersebut tidak dilakukan, kami akan menganggap ini sebagai default (gagal bayar) dari pihak pembeli dengan semua konsekuensi berikutnya. Tidak ada yang menjual kami apa pun secara gratis, dan kami juga tidak akan melakukan amal, yaitu kontrak yang ada akan berhenti," tegasnya.
Rusia memasok sekitar sepertiga dari gas Eropa, sehingga energi menjadi pengungkit paling kuat yang dimiliki Putin saat mencoba membalas sanksi Barat atas invasinya ke Ukraina.
Keputusannya memberlakukan pembayaran rubel telah mendorong mata uang Rusia, yang jatuh ke posisi terendah dalam sejarah setelah invasi 24 Februari dan sejak itu pulih.
Perusahaan-perusahaan dan pemerintah-pemerintah Barat telah menolak kebijakan Putin dan menyebutnya sebagai pelanggaran kontrak yang ada, yang sebelumnya telah ditetapkan dalam euro atau dolar.
Menteri ekonomi Perancis mengatakan Perancis dan Jerman sedang mempersiapkan skenario yang memungkinkan aliran gas Rusia dapat dihentikan yang akan menjerumuskan Eropa ke dalam krisis energi besar-besaran.
Putin tegas menetapkan mekanisme bagi pembeli untuk mentransfer mata uang asing ke rekening khusus di bank Rusia yang kemudian akan mengirim rubel ke pembeli asing untuk melakukan pembayaran gas.
Putin seperti dirilis Antara mengatakan, peralihan dimaksudkan untuk memperkuat kedaulatan Rusia dan itu akan tetap pada kewajibannya pada semua kontrak.(HAP)
Baca Juga: Rusia Meminta Penyelidikan Internasional Terhadap Jatuhnya Pesawat Il-76
Menhub Kunjungi Rumah Duka Siswa STIP Jakarta di B...
Buntut Meninggalnya Taruna STIP, Menhub Pastikan P...
Badan Investigasi Rilis Laporan Awal Tabrakan Dua...
Kepadatan Jalur Puncak Bogor saat Libur Panjang
Penampakan Sampah TPA Cipayung Longsor ke Kali Pes...