CARITAU RIYADH - Arab Saudi mencabut kebijakan pelarangan pembuatan patung di negara tersebut. Alhasil, para seniman di Saudi sekarang sudah berani memperlihatkan karya mereka di depan publik.
Sebelumnya, penerapan hukum Islam yang kuat di sana, termasuk doktrin Wahhabi yang menyerahkan kuasa penciptaan kepada Tuhan, melarang patung dan ekspresi seni lainnya yang menciptakan citra manusia.
Baca Juga: Viral Soal Surat Suara Tercoblos di Jeddah, Begini Tanggapan KPU
Ada yang mengatakan pelarangan itu juga karena dewa-dewa pagan yang disembah orang Arab di era pra-Islam. Akibatnya, patung manusia sebagian besar tidak ada di ruang publik di Jazirah Arab sejak Nabi Muhammad dikatakan telah menghancurkan berhala di dalam dan sekitar situs suci Ka'bah di Mekah pada tahun 630 Masehi.
Namun, baru-baru ini Arab Saudi di bawah Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) telah mencabut beberapa kebijakan yang dianggap selama ini kuno, termasuk pelarangan pembuatan patung.
Kebijakan tersebut lantas disambut positif oleh sejumlah seniman, salah satunya Awatif al-Keneibit. Dia mulai bangga memajang karyanya di Riyadh, di mana ia membuat patung tembikar dan menyaksikan kembali pertunjukan seni mulai menjamur di Arab Saudi.
Ketika pelarangan pembuatan patung di Arab Saudi, Keneibit yang berpendidikan di AS menceritakan dia terpaksa membuat galeri pribadi di bagian bawah rumahnya untuk teman dan tamu setelah pameran publik dilarang pada tahun 2009.
“Siapa yang bisa membayangkan bahwa suatu hari, pameran yang berada di ruang bawah tanah ini dapat dipajang di Olaya (pusat kota Riyadh)?” kata Keneibit (60), dikutip Al-Arabiya, Selasa (14/3/2023).
Dia memamerkan sebuah patung yang eksposisinya meliputi wajah keramik, beberapa dengan mata cekung, yang lain memakai kacamata, dan patung wanita Arab Saudi, dipajang di atas batu bata merah dan diwarnai untuk mencerminkan gaun gurun tradisional.
“Mereka dulu mengatakan kepada saya bahwa ini tidak mungkin ditampilkan karena dilarang dalam Islam. Sekarang ada di jantung Riyadhnya,” tandasnya.
Terkini, karya Keneibit diletakkan di galeri paling bergengsi di Riyadh, di mana sesama seniman Saudi lainnya dalam beberapa tahun terakhir juga mulai menikmati kebebasan baru mereka.
Keneibit masih menunjukkan beberapa karya dari masa pelarangan, termasuk wajah keramik yang tampak tercekik rantai logam dan wajah lain yang tampak bersinar dengan ayat-ayat Alquran.
“Bagi saya, itu adalah dua kejutan, satu sebelum dan satu lagi setelahnya. Kami adalah generasi yang telah mengalami banyak perubahan - dari larangan total hingga keterbukaan penuh.
"Insya Allah, kita akan mendapatkan keseimbangan," tutup dia. (RMA)
Baca Juga: Terbesar dalam Sejarah, Indonesia akan Berangkatkan 241 Ribu Jemaah Haji
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024