CARITAU TANGERANG SELATAN – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) angkat bicara mengenai sejumlah pernyataan sikap secara terbuka oleh beberapa guru besar, aktivis, mahasiswa, budayawan, organisasi kemasyarakatan, serta berbagai elemen anak bangsa lainnya.
Ketua Umum Aptisi Dr. Ir. H. M Budi Djatmiko, MSi., MEI mengungkapkan keprihatinannya karena merasa ada institusi pendidikan yang ditunggangi oleh kepentingan politik praktis.
“Salah satunya, tapi tidak semua,” kata Budi ditemui di acara Pernyataan Sikap Pemilu Damai Aptisi di Hotel Santika Bintaro, Tangerang Selatan, Sabtu (10/2/2024).
Meski begitu Budi tetap menghormati hak mengungkapkan pendapat namun ia meminta agar berbicara secara jujur, bukan ditunggangi apalagi menurut dia pernyataan sikap itu diutarakan di akhir-akhir masa kampanye menjelang hari pemungutan suara.
“Nah kita ingin bicara jujur dan tidak ingin ditunggangi, jadi semua kita menghormati para capres dan cawapres, tapi yuk kita ingin jujur tidak saling menyalahkan, kalau saling menyalahkan kenapa tidak dari kemarin-kemarin? Saya juga mengimbau kolega-kolega saya para rektor, para guru besar yuk kita menjunjung dengan baik proses ini,” tutur Budi.
Adapun sikap sivitas akademika sebelumnya seperti UGM, UI, Unpad dan beberapa perguruan tinggi lain menyoroti dua isu utama yaitu mengenai politik dinasti dan soal etika pencalonan Gibran Rakabuming sebagai cawapres. Menanggapi hal itu, Aptisi berpendapat bahwa seluruh proses yang berjalan saat ini telah sesuai dengan rule of the game.
“Artinya sudah berjalan. Sehingga tentu kita akan menyoroti setelah ada Keputusan MK dan lain sebagainya, mendengar dari berbagai ahli hukum, itu sudah final, kalau ini dikembalikan lagi ini bahaya dan tentu biayanya begitu mahal.
“Oleh karenanya kita ingin, sudahlah, yang sudah ya sudah, nanti presiden berikutnya, kita tarik bersama-sama dituntut untuk menyelesaikan permasalahan bangsa ini, karena kalau kita mengulang lagi betapa capainya kita hampir beberapa bulan ini terjadi perpecahan. Kita ingin mengakhiri karena bangsa Indonesia ini bangsa yang beradab,” imbuh Budi.
Sementara itu, sebagai tindak lanjut dari pernyataan sikap pemilu damai yang mereka keluarkan, Aptisi akan menyebarkan surat edaran kepada seluruh kampus swasta, dan para rektor di seluruh indonesesia untuk ikut mengawasi di setiap TPS agar Pemilu 2024 berjalan dengan jujur, adil, bermartabat dan damai.
“Jadi Aptisi ini ada rektor, wakil rektor, dekan, ketua prodi, pengurus aptisi itu kurang lebih ada sekitar 100 ribu, dosen ada 350 ribu, mahasiswa kita ada 7,5 juta. Kita akan menghimbau kepada seluruh perguruan tinggi seluruh indinesia untuk mengawasi secara menyeluruh di TPS masing-masing. Itu yang kami himbau, kepada seluruh kampus di Indonesia yuk untuk bersama-sama menjaga pemilu 2024 ini,” pungkas Budi. (DIM)
Baca Juga: Surat Suara Tertukar Tetap Sah, Pengamat Sebut KPU-Bawaslu Bakal Dibanjiri Sengketa Caleg
Baca Juga: Videonya Minta Capres Dites Mengaji Viral, Begini Kata Kartika Putri
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...