CARITAU JAKARTA - Nama Almas Tsaqibbirru Re A, seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Surakarta (UNS) tiba-tiba menjadi sorotan publik. Hal itu setelah, permohonan uji materi Pasal 169 huruf q UU Pemilu mengenai batas usia minimal calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK).

Almas Tsaqibbirru Re A adalah putra dari H. Boyamin Bin Saiman, Koordinator dan Pendiri Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).

Baca Juga: Bangun Manusia, Bukan Infrastruktur

Permohonan ini menyoroti potensi Gibran Rakabuming Raka, Walikota Surakarta periode 2020-2025, sebagai calon Presiden. Gibran Rakabuming Raka, dinilainya berhasil mengerek pertumbuhan ekonomi Surakarta sebesar 6,25% selama masa jabatannya, mendapat pengaguman dari Almas.

Dirinya menilai, pada usia 35 tahun, Gibran telah memimpin Solo, sebuah kota geografis kecil dengan hasil pertumbuhan ekonomi yang mengungguli kota-kota besar seperti Yogyakarta dan Semarang.

Almas menyatakan kekhawatiran bahwa tidak mencalonkan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden pada awalnya akan menjadi tindakan inkonstitusional.

Dia percaya bahwa Gibran memiliki potensi besar untuk memajukan negara dengan cepat berkat integritas moral, kejujuran, dan komitmen pada kepentingan rakyat dan negara.

Hasil survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dilakukan oleh program pasca sarjana dan program studi Magister Administrasi Publik Universitas Slamet Riyadi Surakarta juga mendukung pandangan ini.

Sebanyak 79,3% responden menyatakan puas dengan kinerja Gibran Rakabuming Raka, sementara 93,5% dari 550 responden merasa bahwa Gibran adalah pemimpin yang dekat dengan rakyat.

Pengajuan permohonan konstitusional ini mencerminkan dukungan dari generasi muda terhadap Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Presiden yang potensial. (DID)

Baca Juga: 20 Ribu Relawan Kawal Anies- Gus Imin saat Pendaftaran ke KPU