CARITAU JAKARTA - Aktivis 98 Joni Sujarman mengatakan, Pemilu 2024 tidak akan mampu memajukan kehidupan rakyat, tetapi sebaliknya; akan memperdalam cengkraman plutokrasi terhadap Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Joni dalam dialog bertajuk 'Pemilu 2024 di Simpang Jalan, Pembaharuan Demokrasi Atau Perebutan Kekuasaan Belaka' di kantor ProDem, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2022).
Baca Juga: Mau Terima Kekalahan di Pilpres, Ini Tiga Sosok 'Gentleman' Menurut Jimly Asshiddiqie
Menurut Joni, orang-orang itu bukan sekedar oligarki, karena oligarki adalah sekelompok orang yang memerintah, tetapi belum tentu semuanya orang kaya.
"Tetapi kalau semuanya kaya dan mengendalikan kekuasaan, itu namanya plutokrasi, dan Pemilu adalah pintu masuk mereka untuk memperdalam cengkeraman kekuasaannya," kata Joni.
Joni memaparkan bagaimana cara plutokrasi melakukan pembatasan-pembatasan untuk melanggengkan kekuasaan dan memperdalam cengkeramannya di Indonesia, yakni dengan membuat undang-undang dan peraturan yang dapat berpihak pada kepentingan mereka, sehingga pemerintahan yang akan terbentuk melalui Pemilu tidak akan mampu memajukan kehidupan rakyat, tetapi akan memajukan kehidupan para orang kaya itu.
"Jadi, rakyat akan tetap di belakang, tertinggal kehidupannya, sementara yang kaya tambah kaya, dan kesenjangan akan menjadi makanan sehari-hari," ujar Joni.
Joni menyebut undang-undang yang dibuat untuk menguntungkan plutokrasi, di antaranya adalah pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang mengatur presidential threshold (PT) 20%.
Ketika ditanya apa yang harus dilakukan masyarakat ketika nanti Pemilu 2024 diselenggarakan? Apakah Golput, atau tetap memilih? Menurutnya, pemilu harus digagalkan atau dibatalkan.
Hal senada dikatakan Senator ProDem, Desyana Zainudin. Ia mengatakan bahwa penyelenggaraan Pemilu 2024 memang bikin galau sebagian besar dari 270 juta rakyat Indonesia, karena di satu sisi rakyat berharap hasil Pemilu akan membawa perubahan, tetapi di sisi lain dia sendiri yakin hasil Pemilu tidak akan mengubah hidup rakyat secara signifikan.
"Kita lihat, pada Pemilu 2019 masyarakat berharap perubahan besar akan terjadi, tetapi ternyata tidak. Malah kalau kita mau bilang, pemerintah sekarang ini juga yang akan membawa kita pada keadaan yang jauh lebih buruk, karena situasi yang kita hadapi sekarang adalah situasi yang dalam keadaan terpuruk," pungkasnya. (DID)
Baca Juga: Nusron Nilai Pernyataan Prabowo di Debat Capres Paling Disukai Masyarakat Indonesia
aktivis 98 prodem pro demokrasi pemilu dibatalkan pemilu 2024 pilpres 2024
Penyerapan Gabah Kering Panen
Manchester City Geser Arsenal Puncaki Klasemen Lig...
Diduga Bermasalah, Pengadaan Portal System di Keja...
Rally Mobil Kuno di Magelang
Badan Geologi Catat 19 Kali Gempa Guguran Gunung R...