CARITAU SURABAYA - Wali Kota Eri Cahyadi mengaku kasus Omicron pada anak-anak di Surabaya disebabkan tingginya tingkat aktivitas dan mobilitas tinggi dari para orang tua atau orang dewasa yang memicu munculnya kluster keluarga.
“Rata-rata anak yang terpapar varian Omicron didominasi usia 5-17 tahun. Kasus Omicron pada anak, sebesar 17,39% dari total kasus Omicron yang terkonfirmasi di Kota Surabaya,” ungkap Wali Kota Eri Cahyadi, Selasa (15/2/2022).
Baca Juga: Perputaran Beras di Kios TPID Surabaya Capai 100 Ton per Minggu
Eri Cahyadi meminta kepada orang tua atau orang dewasa untuk tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan selama berada di rumah saat mendampingi anak-anak.
“Sebab, anak-anak di Kota Pahlawan rawan terpapar varian Omicron,” katanya.
Bedasarkan data lawancovid-19.surabaya.go.id per tanggal 14 Febaruari 2022 pukul 15.00 tercatat kasus positif COVID-19 sebanyak 3.633 pasien.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, anak-anak juga mudah terpapar saat melakukan aktivitas atau kegiatan di tempat umum atau di ruang publik.
“Kegiatan di tempat umum juga mendominasi kasus Omicron pada anak-anak,” kata Nanik.
Untuk proses penanganannya, anak-anak yang terpapar varian Omicron juga diarahkan untuk melakukan isolasi di tempat isolasi terpusat (isoter) yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yakni di Hotel Asrama Haji (HAH).
“Ketika melakukan isolasi di HAH, orang tua dapat mendampingi anak-anak mereka di sana, hingga anak tersebut dinyatakan sembuh,” kata Nanik.
Sedangkan terkait tingkat kesembuhan, Nanik menerangkan rata-rata kesembuhan pada kasus konfirmasi dengan gejala asimptomatik dan ringan, membutuhkan waktu selama 3-7 hari. Dan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 10-14 hari.
“Ini merupakan masa isolasi optimal meskipun hasil swab sudah negatif. Bahkan ada yang lebih cepat sesuai dengan daya tahan tubuh masing-masing pasien,” terang dia.
Tak hanya itu saja, Nanik mengaku bahwa tingkat kesembuhan pada anak-anak sangat tinggi. Sebab, sampai saat ini belum ditemukan kasus yang membutuhkan perawatan khusus pada anak-anak.
“Namun, terkait dengan pelaksanaan vaksinasi booster pada sasaran anak masih menunggu instruksi dari Kemenkes RI,” pungkas Nanik.(HAP)
Baca Juga: Surabaya Siapkan Nakes Mobile dan Hotline 24 Jam di Pemilu 2024, Wali Kota: Semua Gratis
PARFI Berbelasungkawa Atas Berpulangnya Prof Salim...
Penentuan Juara Liga Inggris Minggu Malam, Arteta...
Jambore Kelompok Sadar Wisata Jawa Tengah
Bangunan Terdampak Banjir Bandang di Sempadan Sung...
Kirab Kereta Kencana di Kabupaten Tegal