CARITAU DENPASAR - Peringatan 20 tahun bom Bali satu adalah momentum untuk memperingati kehidupan, mengingatkan dan menguatkan komitmen memerangi terorisme di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Putri Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang dikenal Yenny Wahid
Yenny Wahid mengungkapan hal tersebut saat diwawancarai usai mengikuti acara pelepasan tukik, penyu dan burung merpati dalam salah satu rangkaian acara bertajuk ‘harmony in diversity’ yang diinisiasi oleh Kepolisian Republik Indonesia dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (12/20/2022).
Yenny Wahid hadir sebagai anggota Global Council for Tolerance and Peace dalam pesan perdamaiannya menyampaikan sebagai suatu bangsa, masyarakat Indonesia mesti memandang toleransi dan kebhinekaan sebagai roh yang melandasi kehidupan keagamaan agar tidak ada lagi tragedi kemanusiaan yang mengatasnamakan agama.
"Kita melihat bahwa tragedi Bom Bali menggambarkan bahwa ada pihak-pihak yang mengatasnamakan Tuhan dan melakukan terorisme, melukai orang lain, melukai makhluk ciptaan Tuhan," kata dia di hadapan ratusan kerabat dan saksi tragedi bom Bali satu, serta jajaran Densus 88 Anti Teror Kepolisian Republik Indonesia.
Baca Juga: Aktivitas Terorisme Turun Sepanjang 2023, Pengamat Imbau Masyarakat Tetap Waspada
Yenny Wahid menyatakan bahwa ungkapan yang pernah digaungkan oleh Gusdur mestinya juga menginspirasi kehidupan beragama yakni Tuhan tak perlu dibela karena Tuhan dapat membela dirinya sendiri tanpa bantuan manusia apalagi dengan cara-cara kekerasan yang mengatasnamakan Tuhan.
Untuk itu, kata Yenny, dilansir dari Antara, acara peringatan dua dekade bom Bali satu menegaskan bahwa cara untuk memuliakan Tuhan adalah dengan melindungi makhluk-Nya.
Yenny yang juga Ketua The Wahid Institute menyebutkan ada banyak faktor yang mendorong orang melakukan tindakan radikalisme salah satunya adalah rasa putus asa.
"Gelisah, cemas lalu pesimis menatap masa depan ada perasaan ketidakadilan yang dirasakan dalam masyarakat maupun ketidakadilan yang dilakukannya sendiri. Ini semua faktor yang membuat orang mudah diradikalisasi apalagi bertemu dengan mentor-mentor yang menggunakan bahasa-bahasa yang langsung masuk ke dalam sisi emosinya," kata dia.
Biasanya, kata dia, bahasa yang marak dipakai oleh mentor-mentor radikal adalah bahasa agama dan bahasa politik. Kelompok-kelompok tersebut menggunakan kecemasan orang untuk dipengaruhi dengan ideologi yang radikal yang mengarah kepada tindakan terorisme.
"Jadi, begitu orang gelisah, orang cemas kemudian bertemu dengan mentor yang menggunakan bahasa agama maka gampang untuk diradikalisasi. Nah kegelisahan ini mesti kita atasi, apalagi persoalan ketidakadilan," kata dia.
Yenny Wahid menambahkan tragedi bom Bali merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat mengerikan bagi masyarakat dunia, bangsa Indonesia khususnya masyarakat Bali.
Tetapi, kata dia, dari peristiwa itu muncul hal-hal baik salah satunya adalah gerak cepat pemerintah untuk membentuk Densus 88 yang bekerja di masyarakat untuk membongkar jaringan teroris yang berafiliasi dengan jemaah Islamiah dan Al-Qaeda. Kemudian ribuan orang dari jaringan tersebut berhasil ditangkap kemudian diadili secara terbuka dan transparan.
"Itu semua adalah upaya untuk mengamankan masa depan kita. Kita tidak bisa membayangkan (para teroris) masih berkeliaran di tengah-tengah kita. Saya dalam hal ini menghargai kerja-kerja nyata yang dilakukan oleh Densus 88 untuk mendeteksi jaringan-jaringan teror dan untuk menangkal kejadian-kejadian teror terjadi di masa depan," kata dia.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Densus 88 itu, kata dia, dinilai berhasil mendeteksi potensi serangan dan mereduksi skala dari serangan yang dilakukan.
"Jadi, kita perlu mengapresiasi kerja-kerja yang dilakukan oleh Densus 88. Juga terhadap kerja sama internasional yang telah dilakukan pihak kepolisian Indonesia bersama pihak kepolisian negara-negara lain, karena kerja sama ini membuat jaringan terorisme internasional di Asia Tenggara terbongkar. Maka, itu lebih mudah lagi dalam melakukan pencegahan," pungkas Yenny Wahid. (IRN)
Baca Juga: Kubu Anies-Cak Imin Hormati Keputusan Yenny Wahid Dukung Ganjar-Mahfud
yenny wahid gusdur terorisme bom bali satu dua dekade bom bali satu
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...