CARITAU SURAKARTA - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan warga terdampak banjir di daerah setempat dievakuasi dan mendapatkan lokasi pengungsian di tempat yang layak.
"Yang jelas sekolah dan kelurahan kami gunakan untuk pengungsian," kata Gibran usai Upacara Hari Jadi ke-278 Kota Solo di Solo Safari, Jumat (17/2/2023).
Terkait dengan warga terdampak banjir yang sempat mengungsi di pinggir jalan, dia mengatakan hal itu karena sempat belum mendapatkan tempat untuk mengungsi.
"Tidak ada warga yang sakit atau mengalami kesusahan atau kesulitan selama masa bencana," katanya lagi.
Sementara itu, terkait dengan banjir hingga saat ini masih terjadi di beberapa titik. Ia mengatakan masih terus memantau kondisi banjir, termasuk limpahan air dari Waduk Gajah Mungkur dari Kabupaten Wonogiri.
"Habis ini saya langsung muter ke beberapa lokasi. Yang jelas kami pastikan makanan dan obat-obatan tersedia. Mudah-mudahan siang ini surut," katanya.
Ia juga berupaya memastikan seluruh pompa air nyala sehingga air yang menggenangi pemukiman dapat segera surut.
"Saya sudah komplain ke BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), ini nanti ditindaklanjuti. Yang jelas kalau misalnya dapat limpahan air dari Wonogiri hendaknya koordinasi. Kami antisipasi lagi," kata dia.
Baca Juga: Proses Hukum Masih Berjalan, Pemkot Solo Tunggu Keputusan Hukum Benteng Vastenburg
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Nico Agus Putranto di Solo, mengatakan hingga pukul 20.30 WIB sebagian warga terdampak banjir sudah berada di pengungsian.
"Ada warga yang bertahan di rumah, ada yang di kantor kelurahan. Yang mengungsi ada warga dari 15 kelurahan," ungkapnya.
Ia mengatakan data tersebut hingga saat ini masih terus berkembang. Menurut dia, untuk ketinggian air paling tinggi di kisaran 1,5 meter.
"Itu terjadi di 15 kelurahan, ketinggiannya sekitar satu sampai 1,5 meter," kata Nico.
Beberapa wilayah yang saat ini terdampak banjir diantaranya Kelurahan Jagalan, Gandekan, Semanggi, Joyosuran, Sangkrah, Kedunglumbu, dan Tanjung Anom kota. Ia mengatakan untuk dapur umum sudah disediakan di Kelurahan Jagalan dengan diakomodasi langsung oleh Dinas Sosial.
"Untuk penyediaan logistik, ada yang mandiri juga di beberapa kelurahan. Kalau kami masih fokus di evakuasi dan pengungsian," katanya.
Mengenai antisipasi selanjutnya, ia mengatakan tetap melihat perkembangan dari Sungai Bengawan Solo.
"Karena ini terkait dengan Bengawan Solo, kalau belum surut tidak bisa apa-apa. Namun kami memberikan informasi ke masyarakat melewati perangkat kelurahan," katanya.
Sementara itu ia mengatakan tidak menutup kemungkinan wilayah yang terkena banjir akan meluas. Ia mengatakan kiriman air dari Boyolali juga berdampak pada meluapnya Sungai Premulung yang ada di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan.
"Boyolali hujan deras, ada kiriman air ke Solo, Pajang ada luapan air. Makanya ini datanya (warga terdampak banjir) bisa berkembang lagi," katanya.
4.000 Warga Kabupaten Sukoharjo Mengungsi
Sementara itu, Sekitar 4.000 warga di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengungsi akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo sejak Kamis (16/2) sore.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo di Sukoharjo, Jumat, mengatakan hingga saat ini ketinggian air belum surut. Titik dengan genangan air paling tinggi mencapai 2 meter.
"Sementara belum surut, kami evakuasi," katanya, dilansir dari Antara, Jumat (17/2/2023).
Ia mengatakan akibat permukaan Sungai Bengawan Solo tinggi, aliran air dari anak sungai yang seharusnya masuk ke Bengawan Solo tidak bisa.
"Jadi mencari daerah yang lebih rendah," katanya.
Beberapa daerah di Kabupaten Sukoharjo yang hingga saat ini masih tergenang air diantaranya Desa Kwarasan, Desa Gadingan, Desa Kadokan, Tegalmade, dan Madegondo.
Ia mengatakan jumlah warga yang mengungsi diperkirakan masih akan bertambah mengingat hingga saat ini air belum surut.
"Ketinggian masih sama, belum surut, malah cenderung naik. Ada yang dua meter lebih. Pengungsi berpotensi nambah terus, ini masih proses evakuasi," katanya.
Menurutnya, ada satu dusun yakni Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol yang terisolir karena terkepung banjir sehingga untuk evakuasi warga harus menggunakan perahu.
"Betul. Logistik Insya Allah terpenuhi, untuk perahu minta bantuan lagi. Insya Allah cukup lah, doakan segera surut," katanya. (IRN)
Baca Juga: Sungai Penuh Kembali Dilanda Banjir
banjir bajir surakarta banjir solo kota solo surakarta gibran rakabuming raka pengungsian bpbd
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...