CARITAU JAKARTA - Agresi dan blokade paka Israel di Palestina masih terus berlangsung.UNRWA (Badan Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat) menyebutkan, sedikitnya satu juta orang di Jalur Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam waktu sepekan saja, Minggu (15/10) malam.
"Sedikitnya dalam sepekan saja, satu juta orang terpaksa mengungsi. Warga terus berbondong-bondong ke wilayah selatan. Tidak ada tempat aman di Gaza," kata UNRWA, dalam sebuah pernyataan, dikutip Senin (16/10/2023)
Baca Juga: Tentara Israel Lanjutkan Gempuran di Tepi Barat, Sejumlah Warga Palestina Ditangkap
Setidaknya 2.670 warga Palestina tewas dan lebih dari 9.600 orang lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap kantong wilayah tersebut sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Lewat pernyataan pejabat Kemenkes Palestina pada Minggu, kebutuhan donor darah di Jalur Gaza "sangat mendesak".
"Kementerian Kesehatan meminta publik untuk segera mendonorkan darah mereka ke Rumah Sakit Shifa, seluruh rumah sakit di Jalur Gaza, dan cabang-cabang Asosiasi Bank Darah," tulis pernyataan tersebut.
Pernyataan itu dikeluarkan di tengah pengeboman Israel di Gaza, di mana rumah sakit-rumah sakit berjuang menyelamatkan para korban luka, sementara pasokan air dan listrik diputus, seperti dilansir dari Antara. Jalur Gaza yang merupakan rumah bagi 2,2 juta orang yang diblokade Israel sejak 2006.
Korban Tewas dan Luka Terus Bertambah
SementaraJumlah korban meninggal dan luka-luka akibat serangan Israel di Jalur Gaza terus bertambah. Relawan organisasi sosial kemanusiaan MER-C, Fikri, mengatakan bahwa serangan tersebut telah menewaskan 2.215 warga Palestina. Data tersebut berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina pada Sabtu, 15 Oktober 2023.
"614 di antaranya anak-anak dan 370 wanita," kata Fikri dalam sebuah laporan langsung dari Jalur Gaza yang disampaikan melalui akun media sosial resmi MER-C di Instagram, X, Facebook dan TikTok, dikutip Senin (16/10/2023).
Dalam laporan tersebut disebutkan, korban luka-luka tercatat 8.714 orang cedera, di mana sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Selain mencatat jumlah korban, relawan MER-C tersebut juga mengatakan masih mendengar serangan bom dari Israel, yang menyerang Gaza dari jalur darat, udara dan laut, sehingga menimbulkan banyak korban berjatuhan.
Sementara itu, Fikri juga mendapat laporan dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menyebutkan ada sekitar 300 korban meninggal yang dilarikan ke rumah sakit itu.
Sementara korban luka yang ditangani di rumah sakit itu mencapai 1.500 orang, dengan masih banyak lagi korban luka yang masih menjalani rawat inap di Rumah Sakit Indonesia.
Saat ini, seperti dilaporkan Antara, Fikri mengatakan tidak banyak aktivitas yang dilakukan warga di Gaza karena ratusan ribu di antaranya telah mengungsi ke tempat yang mereka anggap aman, seperti di sekolah-sekolah milik PBB dan juga beberapa rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Indonesia.
Sementara itu, warga di Jalur Gaza juga disebutkan mengalami krisis pangan, listrik dan air bersih.
"Saya sudah dua kali ke minimarket semenjak perang ini terjadi. Banyak sekali rak-rak makanan yang sudah kosong dan obat-obatan juga terus menipis karena banyak korban yang terus berjatuhan," katanya.
Fikri berharap gerbang perbatasan antara Mesir dan Gaza bisa cepat dibuka sehingga bantuan-bantuan dari negara lain bisa cepat masuk dan disalurkan kepada masyarakat di Gaza yang membutuhkan. (IRN)
Baca Juga: Amerika Serikat Sebut Hamas Masih Miliki Kekuatan Signifikan di Palestina
UNRWA mer-c indonesia medical emergency rescue committee bantuan kemanusiaan jalur gaza Israel Blokade Jalur Gaza konflik israel palestina
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...