CARITAU RIO DE JANEIRO – Tim Nasional Brazil menatap laga Semifinal Piala Dunia 2014 menghadapi Jerman dengan rasa percaya diri. Namun 90 menit pertandingan yang dihelat di Mineiro Stadium, Bela Horizonte pada 9 Juli 2014 itu berubah menjadi lautan duka bagi sang tuan rumah.
Tak ada yang menyangka sebelumnya, Timnas Brazil yang saat itu di jalur yang positif untuk juara di tanah sendiri, harus menelan pil pahit dan tampil antiklimaks. Der Panzer, julukan Timnas Jerman, yang dimotori gelandang handal macam Toni Kross dan Mesut Oezil berhasil memporak-porandakan pertahanan Brazil.
Baca Juga: Lionel Scaloni Ungkap Keinginan Dirinya untuk 'Resign' dari Pelatih Argentina
Padahal Tim Asuhan Felipe Scolari tersebut sedang di trek bagus; Tak terkalahkan sejak fase grup dengan catatan 4 kemenangan, satu kali imbang dan mencetak 10 gol. Rekor pertemuan kedua tim juga dikuasi oleh Brazil, yakni 12 kali menang, 5 imbang dan hanya empat kalah.
Selain itu, Brazil juga diketahui tak terkalahkan di 41 laga kandang (terakhir kali mereka kalah dari Paraguay pada 2002). Bahkan Pelatih Brazil Luiz Felipe Scolari sebelumnya tak pernah mencicipi kekalahan di ajang piala dunia. Ia juga diketahui pelatih yang mengantar Selecao juara pada 2002.
Namun, semua itu hanyalah angka di atas kertas. Sebab Brazil akhirnya harus takluk secara tragis dengan skor 1-7 menghadapi Jerman.
Sejatinya, Timnas Brazil tampil sedikit pincang kala menghadapi Jerman. Mereka tak diperkuat oleh Kapten mereka, Neymar Jr yang harus menepi lantaran cedera parah yang didapat pada laga sebelumnya melawan Kolombia.
Seperti yang diketahui, Brazil berhasil lolos ke semifinal setelah meraih kemenangan melawan Kolombia dengan skor 2-1. Namun raihan tersebut harus dibayar mahal sebab Bek Kolombia membuat pelanggaran keras kepada Neymar.
Kapten Brazil tersebut langsung mengerang kesakitan. Ia didiagnosa menderita cedera retak tulang punggung. Tatkala, wasit langsung menghadiahi Zuniga kartu merah.
Adapun, pemain penting Brazil lainnya yang menepi ialah Thiago Silva. Ia tak bisa berlaga karena mendapat akumulasi kartu.
Kendati demikian, skuadnya diyakini masih cukup mumpuni karena dihuni nama-nama beken seperti Marcelo, Oscar, Fernandinho, Paulinho hingga Julio Cesar.
Sedangkan di kubu Timnas Jerman, tak ada pemain pilar yang dilaporkan absen. Duet Thomas Muller dan Miroslav Klose yang sudah moncer sejak fase grup, siap mengantar kemenangan buat Der Panzer.
Kedua tim pun mulai memasuki lapangan dengan iringan sorak-sorai 72.000 ribu pendukung yang memadati Stadium Mineiro. Suporter berbaju kuning tampak mendominasi.
Laga dimulai dengan FIFA anthem dan dilanjutkan dengan lagu kebangsaan masing-masing tim. Saat lagu Brazil dikumandangkan, David Luiz yang menjadi kapten Brazil saat itu bersama Julio Cesar memegangi jersey milik Neymar yang tak bisa bermain, maupun hadir di stadion.
Laga ini sendiri dipimpin oleh wasit Marco Rodriguez, pengadil lapangan asal Meksiko yang juga pernah memimpin pertandingan Italia vs Uruguay di fase grup Piala Dunia 2014. Pertandingan tersebut ramai dibicarakan publik karena insiden gigitan striker Uruguay, Luis Suarez terhadap bek Italia, Giorgio Chiellini.
Kick off pun dimulai! Brazil memulai laga dengan percaya diri. Marcelo mengukir peluang pertama untuk Brazil dengan tembakannya. Sedangkan Jerman juga mendapat peluang lewat Sami Khedira dan Oezil.
Petaka pun datang di menit ke-11. Jerman yang mendapatkan tendangan sudut, berhasil mencetak gol lewat Thomas Muller yang memanfaatkan assist cantik Toni Kross. Jerman memimpin, Julio Cesar memungut bola pertama dari gawangnya dan suporter masih semangat karena yakin timnya bisa menyamakan kedudukan.
Namun apa daya? Selepas gol tersebut Jerman tampil sangat beringas dan membabi buta. Dalam rentang tujuh menit saja, Jerman berhasil menceploskan empat gol tambahan. Miroslav Klose, Kross, Khedira, masing-masing mencetak gol di menit 23', 24', 26' dan 29'. Skor 0-5 menutup babak pertama.
Brazil berusaha bangkit dari puing-puing reruntuhan pada babak kedua. Serangan demi serangan dilancarkan, namun berhasil dimentahkan lini pertahanan Jerman maupun tangguhnya Manuel Neuer.
Luka Brazil yang belum sembuh, malah merebak kembali setelah pemain pengganti Jerman, Andre Schuerrle mencetak gol di menit ke-69. Tak hanya mencetak satu gol, ia menambah gol lagi 10 menit kemudian dan membuat Jerman unggul telak 7-0.
Akhirnya, Oscar mencetak gol hiburan di penghujung laga. Skor 1-7 menghiasi papan skor hingga akhir. Saat peluit panjang dibunyikan, pemain Brazil terlihat sangat terpukul, merasa merasa bersalah atas raihan buruk tersebut.
Sebaliknya, pemain Jerman merayakan seadanya, sembari memberi support kepada pemain Brazil yang lagi tertekan. Pemain pun perlahan memasuki lorong ruang ganti. Cemoohan dan tepuk tangan berbalut menjadi satu, tanpa adanya tindakan anarkis di dalam stadion.
Pertandingan itu menorehkan banyak catatan dalam sejarah sepak bola. Tujuh gol yang bersarang ke gawang Cesar jadi jumlah kebobolan terbanyak Brazil dalam ajang internasional.
Skor tersebut juga menjadi kekalahan terburuk tim tuan rumah putaran final piala dunia sepanjang sejarah.
Malam itu, negara Brazil hancur lebur, berkeping-keping. Pemain tertunduk lesu berkali-kali, bahkan menangis. Ribuan penonton terdiam, merana dan remuk redam.
Terlihat raut kekecewaan suporter semakin tebal. Anak-anak, wanita, hingga bapak tua tampak menangis sejadi-jadinya. Mereka tak menyangka, bahwa negara dikenal sebagai salah satu raja di kompetisi bola bundar, hari itu menyaksikan momen paling tragis dalam pencapaiannya.
Jika ada fans yang paling terpukul menyaksikan kekalahan Brasil dari Jerman tentunya adalah, Clovis Fernandes, yang menyaksikan perjuangan Selecao sejak tahun 1990.
Saat pertandingan tersebut, ia menjadi saksi sejarah melihat pertandingan tersebut. Clovis adalah seorang lelaki tua yang menangis terisak-isak sambil memeluk replika trofi Piala Dunia yang fotonya viral di media massa kala itu.
Warga Brasil menjulukinya sebagai pemain ke-12 Selecao. Hasrat dan kecintaan mendalamnya terhadap Timnas Brasil membuatnya rela berpetualang ke-60 negara demi memberi dukungan bagi Tim Samba.
"Saya ingat Piala Dunia 1970 di Meksiko," ucap dia kepada FIFA TV. "Saya menonton di televisi dan gairah saya untuk pertandingan sepak bola mulai tumbuh," lanjut dia.
Usai pertandingan, air mata luluh lantah membasahi pipi Clovis. Namun, dia bergegas menghapusnya dan kemudian menggantinya dengan tepukan tangan riuh sebagai tanda hormat bagi perjuangan Timnas Brasil.
Kondisi di negara sepak bola dunia itu amat kalut bercampur aduk dengan kesedihan. Selepas pertandingan, Scolari dan pemain Brazil lainnya minta maaf atas pencapaian buruk tersebut.
"Kami mohon pengampunan. Kepada masyarakat, mohon maafkan kami karena kesalahan negatif ini," ujar Scolari, yang membawa Brasil menjuarai Piala Dunia 2002.
"Saya bertanggung jawab atas apa yang tim lakukan di lapangan dan sayalah yang harus disalahkan atas hasil ini. Saya minta maaf karena kami tak bisa masuk final. Suporter mendukung kami, bahkan ketika kami tertinggal lima gol, enam gol, atau tujuh gol dari Jerman."
Beberapa tahun setelahnya, Oezil bercerita terkait kecintaan masyarakat Brazil kepada tim nasional sepak bolanya.
"Bila Anda kalah di sebuah pertandingan besar seperti itu di negara Anda dan Anda melihat fans di luar sana menangis dan para pemain menangis, anda merasakan kesedihan itu," sambungnya.
"Jadi apa yang saya lakukan, saya pergi ke David Luiz dan mengatakan, 'saya benar-benar minta maaf, Anda memiliki negara yang indah dan orang-orang yang baik. Kami telah belajar di sini dan memiliki waktu yang benar-benar bagus," kata dia di Youtube official Arsenal 2016 lalu.
Kekalahan 1-7 melawan Jerman itu akan terus jadi catatan yang membayang-bayangi Selecao ke depannya. Kendati negara yang mempunyai sejarah panjang, kultur, pemain maupun daya tariknya di bidang sepakbola itu, kian hari semakin berbenah
Adapun, pertandingan tersebut dikenal masyarakat Brazil sebagai Tragedi Mineirazo.
Brazil vs Jerman
Skor: 1 - 7
Shots: 18 - 10
Shots on Target: 8 - 10
Possesion: 47% - 53%
Passes: 449 - 516
Fouls: 11 - 14
Yellows/Red Card: 1/0 - 0/0
Corners: 7 - 5
Susunan Pemain
Brasil: Julio Cesar; Maicon, David Luiz, Dante, Marcelo; Fernandinho (Paulinho, 46'), Gustavo; Bernard, Oscar, Hulk (Ramires, 46'); Fred (Willian, 70').
Susunan Pemain Jerman: Neuer; Lahm, Hummels (Mertesacker, 46'), Boateng, Howedes; Khedira (Draxler, 76'), Schweinsteiger; Kroos, Ozil, Muller; Klose (Schurrle, 58').
(RMA)
Baca Juga: Perjalanan Magis Maroko Terhenti di Semifinal, Walid Regragui: Kami Telah Bekerja Keras
piala dunia 2022 jadwal piala dunia 2022 timnas jerman prediksi piala dunia timnas brazil tragedi mineirazo
Konsisten Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Milenial M...
Siap Menangkan Andalan Hati di Pilgub Sulsel, Andi...
Demo Boikot Produk Terafiliasi Israel
Cabup Enrekang 02 Yusuf Ritangnga: Program Besar S...
La Tinro La Tunrung Sebut Andi Sudirman Sudah Bukt...