CARITAU JAYAPURA - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan bahwa pihaknya hanya menyandera pilot Susi Air, Captain Phillips Max Marthin, yang berkewarganegaraan Selandia Baru.
Menurut ke pilot saat ini dibawa menuju markas pusat TPNPB di wilayah pegunungan Nduga yang memiliki medan terjal dan minim sinyal komunikasi.
Menurut Sebby, Captain Philips langsung dibawa naik ke markas pusat begitu pesawat Susi Air Pilatus Porter SI 9368 yang ia kemudikan dibakar TPNPB di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Selasa pagi (7/2/2023).
TPNPB-OPM sendiri merupakan organisasi yang disebut pemerintah Republik Indonesia sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Sebby menjamin pilot masih hidup dan tengah berjalan bersama rekan-rekannya. Namun, ia belum bisa membagikan foto atau video kondisi terkini pilot karena rombongan TPNPB belum sampai di markas pusat.
“Semua ponsel dimatikan karena kami diikuti… Perjalanan ke markas makan waktu 3–4 hari. Minggu depan baru sampai,” kata Sebby yang dikutip dari ABC (9/2/2023).
Sementara itu, Sebby sendiri tidak ikut dalam rombongan rekan-rekannya yang membawa Captain Philips ke markas pusat TPNPB. Ia berada di perbatasan Papua-Papua Nugini di sebuah daerah terpencil, mereka berkomunikasi melalui jalur komunikasi khusus.
Ia menegaskan, pilot tidak akan dilepas sampai tuntutan TPNPB-OPM dipenuhi, yakni Indonesia pergi dari Papua Barat.
“Pilot Selandia Baru itu akan selamanya tinggal bersama kami sampai Papua merdeka… Kami akan minta dia kasih kami pendidikan di hutan, misal cara menerbangkan pesawat,” tutur Sebby.
Baca juga: Danrem 172/Praja Wira Yakthi: Keberadaan Pilot Susi Air dan Penumpangnya Belum Diketahui
Namun, ia tak bisa menjamin nyawa pilot akan terus terjaga bila tuntutan TPNPB tak dipenuhi, sebab rekan-rekannya di lapangan punya perhitungan sendiri.
TPNPB saat ini sedang menyiapkan surat resmi kepada pemerintah Selandia Baru di Wellington untuk mengabarkan soal kondisi pilot mereka. Namun, surat tersebut baru akan dikirimkan setelah Captain Philips tiba di markas TPNPB.
Meski membuka komunikasi dengan Wellington, TPNPB tidak berniat bicara dengan pemerintah RI dan menyebut Jakarta sebagai ‘musuh’.
“Kami bukannya benci orang Indonesia, tapi kami benci Jakarta yang kepala batu,” sahut Sebby.
Menurutnya, berkali-kali TPNPB menyatakan bahwa wilayah Nduga—yang disebut OPM sebagai markasnya—terlarang untuk dilintasi penerbangan sipil.
“Kalau berani masuk, ya kami jatuhkan atau bakar pesawatnya,” ujar Sebby sambil mengingatkan akan peristiwa penembakan pesawat SAM Air di Bandar Udara Kenyam, Nduga, oleh TPNPB pada 7 Juni 2022.
Namun, Sebby membantah bahwa pihaknya sempat menyandera penumpang Susi Air. Menurutnya, lima penumpang dari Timika yang turun di Paro sama sekali tidak disandera karena mereka adalah warga asli Paro. (IRN)
susi air pesawat perintis nduga papua kkb kelompok kriminal bersenjata egianus kogoya tentara pembebasan nasional papua barat organisasi papua merdeka
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024