CARITAU JAKARTA - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Laode M Syarif menyebut, bahwa tim TGIPF mendapat informasi perihal adanya pihak-pihak yang berusaha untuk membujuk dan mendatangi keluarga korban agar membatalkan tindakan autopsi pada korban tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 01 Oktober lalu.
Laode mengungkapkan, modus yang dilakukan orang tidak dikenal itu yakni mendatangi para keluarga korban dengan membawa bingkisan dan memberikan nasihat agar keluarga korban mengurungkan niat untuk melakukan autopsi.
"Banyak pihak yang datang bawa bingkisan, bahkan diceramahin bahwa 'dia sudah tenang di alam sana, ngapain kita menggali lagi kuburnya', seperti itu," kata Laode usai diskusi Diponegoro 29 Forum bertajuk 'Tragedi Kanjuruhan dan Transformasi Sepak Bola Indonesia', Sabtu (29/10/2022) malam.
Laode menuturkan, keluarga korban sejauh ini mengaku sangat tertekan dan tidak nyaman lantaran banyak pihak yang membujuk mereka agar nanti dapat mengurungkan niatnya untuk melakukan autopsi.
Atas informasi itu, Laode menyatakan pihak nya bakal tetap melakukan investigasi lebih dalam dengan menggali kuburan para korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang Jawa Timur guna melakukan tindakan autopsi pada 5 November mendatang.
"Untuk autopsinya, tanggal 5 November. Ini dilakukan dalam rangka proses penyidikan tahapan perkara. Penyidik Polda Jatim bersama forensik Jatim akan melakukan autopsi. Siapa pihak tersebut? ada pihak yang datang dan berpakaian biasa,” ucap Laode.
Laode menegaskan, tindakan autopsi pada jasad korban dilakukan lantaran adanya permintaan dan permohonan para keluarga korban untuk mengusut tuntas penyebab pelanggaran hukum atas kejadian tersebut.
Laode menambahkan, bahwa sebenarnya para keluarga korban yang telah meninggal dunia dalam tragedi itu secara sukarela menginginkan kegiatan autopsi terhadap jenazah para korban namun sayangnya ada pihak yang mencoba mengintervensi.
Untuk itu, ia meminta pihak terkait dalam hal ini Kepolisian untuk lebih serius dalam menangani kasus ini. Menurutnya, autopsi menjadi penting karena merupakan penyidikan kejahatan secara ilmiah.
"Jadi polisi harus menggunakan segala cara yang ada untuk menginvestigasi itu, harusnya didukung. Kami berharap agar penyidik Polda Jatim mau melakukan otopsi. Banyak keluarga korban yang rela anaknya diautopsi, yang penting ada pendampingan dari TGIPF,” tandas Laode. (GIBS)
tragedi kanjuruhan arema tgipf polisi autopsi korban kanjuruhan malang
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...