CARITAU JAKARTA – Pegiat media sosial Ade Armando dilaporkan Aremania ke Polresta Malang lantaran unggahan videonya yang tayang di akun YouTube Cokro TV dinilai telah melukai hati para suporter Arema FC di tengah situasi duka yang terjadi pasca Tragedi Kanjuruhan yang telah menghilangkan ratusan nyawa manusia.
Laporan itu sebagai respon Aremania pada video yang diunggah Ade Armando yang menyebut suporter Arema sok jagoan, brutal dan karena itu menjadi penyebab pecahnya Tragedi Kanjuruhan yang menimbulkan 132 korban jiwa.
Baca Juga: Aksi Kamisan Memprotes Penyelesaian Tragedi Kanjuruhan
Diketahui Laporan Polisi terhadap pernyataan Ade itu dilakukan oleh Danny Agung Prasetyo selaku koordinator komunitas Aremania DC. Laporan tersebut telah diterima Polresta Malang Kota dengan nomor laporan yakni LP-B/474/X/ YAN.2.4/2022/SPKT/ POLRESTA MALANG KOTA/POLDA JATIM.
Menanggapi kabar pelaporan itu, pria yang juga menjadi dosen di Universitas Indonesia itu mengaku belum mengetahui lebih detail terkait apa saja substansi isi laporan yang dilayangkan oleh salah satu suporter Aremania ke Polresta Malang Kota, Jawa Timur tersebut.
Namun Ade menegaskan bahwa dirinya tidak merasa bersalah atas pernyataan yang ia lontarkan untuk Aremania. Menurut dia, hal tersebut adalah bagian dari hak kebebasan berbicara sehingga pernyataanya itu bukanlah tindakan yang telah melanggar hukum.
"Menurut saya di Indonesia ini kan kita punya kebebasan berbicara. Masa dibilang sok jago kok marah terus mengadu ke polisi itu kan harusnya biasa-biasa aja kali. Masa Aremania seperti itu sih sikapnya. Itu kan biasa kalo dalam percakapan kita bilang sok jago lu, gaya lu kaya preman itu biasalah. Di mana-mana orang-orang juga biasa melakukan itu sepertinya itu bukan sebuah pelanggaran pidana dong," kata Ade kepada caritau.com, Rabu (12/10/2022).
Ade menjelaskan, bahwa apa yang disampaikan olehnya terkait pernyataan 'Sok Jagoan' lantaran Ia mengklaim bahwa tindakan yang dilakukan oleh para suporter Aremania merupakan sikap yang menantang kepolisian karena menyerbu ke lapangan usai peluit panjang wasit ditiupkan.
"Yang saya kritik adalah mereka para suporter yang melanggar hukum melanggar aturan menyerbu ke lapangan, dan setelah diusir oleh polisi pun dihalau oleh polisi pun mereka balik lagi, jadi menantang itu kalo bagi saya. Itulah yang saya sebut sebagai jagoan," jelasnya.
Karena itu, Ade Armando merasa percaya diri dan mengaku siap untuk menghadapi laporan tersebut. Namun ia memohon jika nanti dipanggil oleh pihak Polresta Malang agar pemanggilanya dapat dilakukan melalui zoom meeting saja.
"Oh kalau saya sih sudah berulang kali ya diadukan ke polisi dan saya selalu memenuhi pemanggilan polisi walaupun kalau kali ini kalau harus ke Malang saya memilih kalau bisa lewat zoom saja," pintanya.
Lebih lanjut, ia memastikan akan bersikap kooperatif terhadap tindak lanjut yang akan dilakukan oleh pihak kepolisan. Pasalnya, ia beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam Tragedi Kanjuruhan itu sudah sesuai prosedur dan bukanlah hal yang melanggar hukum.
Ia malah meminta Aremania untuk mengintropeksi diri agar peristiwa yang terjadi kemarin tidak terulang kembali.
"Pasti saya ga pernah takut. Karena saya tau polisi juga bekerja profesional ya. Tapi ya menurut saya memang Aremania itu harus introspeksi lah bahwa perilaku suporter semacam itu harus diakhiri kalo gak sepak bola kita yang menjadi korban," tutur Ade.
Justru, menurut Ade Armando, Tragedi Kanjuruhan adalah momen untuk Aremania untuk berjiwa besar mengakui kesalahan sehingga menimbulkan korban jiwa. Hal itu, kata dia, sudah dilakukan oleh kepolisian dalam hal ini adalah para personil Polres Malang Kota yang bersujud untuk meminta maaf kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
Namun, saat ditanya apakah ada kritik kepada pihak kepolisian yang dianggap berperan besar atas timbulnya korban jiwa lantaran menembakan gas air mata ke arah tribun, Ade dengan gamblang mengatakan tidak ada kritik untuk polisi.
"Enggak, polisi sudah melakukan introspeksi, buktinya sudah dihukumkan. Poldanya kalo gak salah dimutasi, kapolresnya ditahan. Jadi mereka sangat berjiwa besar mengakui bahwa mereka melakukan kesalahan. Jadi yang jelas polisi sudah melakukan langkah-langkah yang paling tidak sekarang ini diperlukan. Nah aremania bisa gak mengakui kesalahan," kata dia.
Soal ucapan Aremania sok jago, Ade kembali menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah ditujukan untuk Aremania secara general atau keseluruhan.
"Ada beberapa hal yang musti saya klarifikasi, saya tidak mengatakan semua aremania begitu ya, kalo Anda sempet nonton video saya, saya bikin video itu dua kali itu, jadi saya bilang sebagian dari orang-orang aremania jadi hanya sebagian, bukan semua. Nah yang saya kritik adalah aremania yang menyerbu kelapangan pada saat pertandingan sudah berakhir," ungkap Ade.
"Kalau yang dipermasalahkan kata-kata saya yang sok jagoan itu saya jelaskan, sok jagoan itu maksudnya yang tadi saya jelaskan. Kalo saya melihat bagaiamana mereka berulang-ulang melempari serangan ke polisi itukan brutal," tandas Ade. (GIB)
Baca Juga: Empat Korban Tragedi Kanjuruhan Masih di ICU RSSA, Kondisi Belum Stabil
tragedi kanjuruhan ade armando dilaporkan aremania aremania sok jago
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024