CARITAU JAKARTA – Kenaikan harga berbagai komoditas pangan selama Ramadan, memicu kenaika inflasi Maret 2024 yang tercatat sebesar 0,52% secara bulanan (month to month/mtm), relatif lebih tinggi dari inflasi 2023 yang mencapai 0,18%.
Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 106,13 pada Maret 2024.
Sementara itu, secara tahunan (year on year/yoy) terjadi inflasi sebesar 3,05% dan secara tahun kalender (year to date) terjadi inflasi sebesar 0,93%.
"Adapun yang dominan memberikan andil adalah telur ayam ras, daging ayam ras, beras rawit, bawang putih dan bawang merah," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis Berita Resmi Statistik yang terpantau daring di kanal BPS youtube Senin (1/4/2024).
Amalia mengungkapkan inflasi Ramadan kali ini sedikit berbeda dari inflasi sebelumnya. Pada Ramadan-Lebaran 2022 dan 2023, kelompok yang biasanya paling dominan memberikan sumbangan inflasi pada momen Ramadan-Lebaran adalah biasanya makanan, minuman dan tembakau serta transportasi.
Namun, berbeda pada kondisi itu pada Ramadan tahun ini kelompok pengeluaran yang memberikan andil selain makanan, minuman dan tembakau yang terbesar kedua adalah peralatan pribadi andil 0,04%.
"Sementara itu kelompok transportasi andil inflasi lebih rendah 0,01% pada bulan Maret 2024," ungkapnya.
Hal ini, kata Amalia, didorong oleh tarif angkutan udara yang pada Ramadan tahun ini mengalami deflasi 0,97%. Jika dirinci terdapat 20 provinsi yang mengalami deflasi tarif udara dan 17 provinsi yang mengalami inflasi tarif angkutan udara dan 1 provinsi mengalami stagnasi inflasi angkutan udara. (HAP)
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...