CARITAU JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan terdapat 15 daerah provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5%.
Kelima belas provinsi tersebut adalah Maluku, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Kalimantan Selatan, Merauke, Manokwari, Mimika, Surabaya, Pontianak, Ambon dan Banjarmasin.
Baca Juga: Soal Kelanjutan Bantuan Pangan, Jokowi Tunggu APBN
“Ini yang perlu mendapat perhatian meskipun saya tetap menyampaikan terima kasih karena (laju inflasinya) sudah di bawah 5 persen,” kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2023 di Istana Negara Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Untuk mengendalikan tingkat inflasi, Presiden meminta anggota tim pengendali inflasi dan pemerintah daerah rajin melakukan cek ke lapangan, terutama dengan turun langsung mengecek harga-harga kebutuhan pokok di pasar.
“Itu yang kita harapkan agar inflasi kita terkendali dengan baik dan pelan-pelan akan turun. Saya harapkan jangan sampai inflasi kita naik lagi karena itu akan sangat memberatkan masyarakat,” tutur Jokowi.
Upaya pengendalian inflasi, menurut dia, perlu diperketat untuk mewaspadai dampak kekeringan ekstrem akibat El Nino yang diprediksi masih akan berlangsung hingga awal tahun depan serta pembatasan ekspor pangan yang diberlakukan sejumlah negara.
“Sekali lagi saya minta terutama kepada bupati dan gubernur yang memiliki sawah untuk memperhatikan produktivitasnya agar bisa meningkat, karena posisi semua negara sedang mengerem ekspor, jadi kita tidak bisa lagi membeli beras atau gandum dari negara lain yang menyetop ekspor,” ujar Jokowi.
Presiden Jokowi mengapresiasi inflasi Indonesia pada Juli 2023 terkendali di angka 3,08 persen dan tercatat lebih rendah dari inflasi Amerika Serikat.
Presiden menyebut bahwa angka tersebut dapat dicapai berkat bauran kebijakan yang diambil pemerintah. Menurut Presiden, pemerintah Indonesia tidak melakukan pengendalian inflasi hanya melalui bank sentral seperti yang dilakukan oleh negara lain.
“Tanya di negara manapun, pasti memakai itu (bank sentral). Kita tidak, kita kombinasi. Ada kebijakan moneter, fiskal, dan juga pengecekan di lapangan secara langsung,” ungkap Presiden. (HAP)
Baca Juga: Grace Natalie Bantah Ada Motif Tertentu dalam Penyerahan Bansos oleh Presiden
Piringan Hitam dan Kaset Lawas yang Eksis untuk Pa...
Basarnas: 5.687 Korban Erupsi Gunung Ruang Dievaku...
Jokowi Tersenyum Lebar, Disebut Menginisiasi Perte...
Banjir Rob Pesisir Indramayu
Menteri PUPR: Rumah Menteri di IKN Capai 87% Seles...