CARITAU JAKARTA - Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf menanggapi kasus pembakaran Al Qur'an oleh politikus asal Denmark Rasmus Paludan. Gus Yahya menilai Paludan hanya orang putus asa yang hilang akal karena melihat kekalahan tak terhindarkan dari kesombongan identitasnya sendiri.
“Whatever his cause is, it is doomed to fail. Mari kita teruskan saja duduk santai menikmati kesyahduan iman kita sendiri sambil menunggu Rasmus Paludan runtuh bersama segala cita-citanya atau dia insaf kemudian berbelok ke jalan yang benar,” kata Gus Yahya dalam keterangannya dikutip, Senin (30/1/2023).
Baca Juga: Marak Perundungan di Lembaga Pendidikan, LP Ma'arif PBNU Bentuk Satgas Khusus
Sebelumnya, Paludan kembali melakukan aksinya membakar salinan Al Qur'an pada Jumat (27/1/2023) waktu setempat. Aksi itu dilakukan di depan masjid serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark.
"Masjid ini tidak punya tempat di Denmark," kata Paludan dalam siaran langsung di halaman Facebooknya.
Namun demikian kata Gus Yahya, meski kitab umat Islam dibakar, jelas Alquran tidak sedikit pun menjdi hina karena perbuatannya, perbuatan Paludan justru akan sia-sia.
Sebab, apabila dia bermaksud menjauhkan orang dari Al Quran, perbuatan Paludan justru malah mendorong rasa penasaran mereka yang belum tahu isi Al Quran.
Jika maksud pembakarannya untuk melampiaskan kemarahan kepada Turki, kata Gus Yahya, Al Quran tidak menanggung apa pun yang menjadi tanggung jawab Turki.
“Kalau dia bermaksud menyerukan agar Eropa kulit putih bersatu melawan Islam, perbuatannya justru memancing orang-orang Eropa diluar kelompoknya untuk melawannya," ujar Gus Yahya.
Diketahui, nama Rasmus Paludan saat ini jadi pembicaraan dunia dan membuat banyak negara mencekam aksinya. Rasmus Paludan rupanya tak hanya sekali membuat geger dunia dalam aksinya membakar kitab suci umat muslim dunia yakni Al Quran.
Beberapa kali dia melakukan aksi di Swedia dan yang terbaru di depan Masjid di Denmark. Namun jauh sebelumnya, Rasmus Paludan juga dikabarkan pernah membakar Al Quran dalam aksi demonstrasinya.
Rasmus dikenal sebagai pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras. Politikus Demark-Swedia ini, kembali memprovokasi dunia Islam. Hal ini setelah dirinya kembali membakar Al-Quran di depan Kedutaan Turki, Copenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023).
Kantor berita Aftonbladet di Swedia menyebut, bahwa Rasmus Paludan berjanji akan terus melakukan aksi ini setiap pekan hingga Swedia masuk menjadi anggota NATO.
Aksi ini ditujukan secara langsung kepada Turki yang notabene negara mayoritas muslim. Dia menilai Turki adalah negara yang menghalangi Swedia untuk bergabung dengan NATO.
Sementara itu, meski mendapatkan banyak kecaman, aksi membakar Al-Quran ini tidak berdampak hukum bagi Rasmus Paludan. Pasalnya, dikutip dari CNBC, tindakan ini dianggap sah-sah saja bagi otoritas Swedia.
Hal ini karena masih dalam koridor Undang-Undang Kebebasan Berpendapat Swedia. (DID)
Baca Juga: Gus Ipul Komentari Cuitan Cak Imin yang Sebut "Saipul Makelar"
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024