CARITAU JAKARTA – Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Political Ekonomic and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menyoroti isu Indonesia akan dilanda badai resesi ekonomi (ekonomi buruk) pada 2023 yang belakangan ini sering disebut oleh sejumlah pejabat termasuk Presiden Joko Widodo.
Anthony menilai, badai resesi ekonomi pada tahun 2023 mendatang akan sulit dihindari Indonesia sebab hampir seluruh negara maju dan negara berkembang di dunia juga turut menghadapi hal yang sama.
Baca Juga: Jokowi Resmikan 30 Ruas Jalan di Sumut Sepanjang 209 Km, Telan Biaya Rp868 Miliar
Badai resesi ekonomi itu, kata Anthony, akan sulit dihindari lantaran pada 2023 nanti kondisi suku bunga Bank Dunia akan naik tinggi yang menyebabkan nilai mata uang merosot jauh.
"Ya memang tidak bisa dihindari negara maju aja tidak bisa menghindari resesi, indonesia juga tidak bisa, karena apa? Karena kenaikan suku bunga nanti akan naik tinggi dan kita di sini akan tertekan kurs rupiah, kurs rupiah akan melemah terus. Inflasi akan meningkat dari pelemahan rupiah," kata Anthony kepada wartawan, Senin (24/10/2022).
Antony menuturkan, kondisi itu harus segera diwaspadai oleh pemerintah. Salah satunya dengan mempersiapkan jaring pengaman sosial dalam upaya mitigasi untuk menjaga daya beli masyarakat yang memiliki pendapatan rendah agar perputaran ekonomi di dalam negeri dapat terkendali.
"Harus menjaga daya beli masyarakat kelompok berpendapatan rendah. Ini artinya apa, artinya pemerintah harus siapkan jaring pengaman sosial," kata dia.
Lanjut Anthony, resesi ekonomi pada tahun 2023 akan semakin berbahaya ditambah lagi saat ini kondisi daya beli masyarakat sedang melemah akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan penetapan regulasi UU Cipta Kerja yang menjadikan kenaikan gaji para buruh per tahun hanya mencapai 1%.
Menurut dia, jika kondisi itu terus berlanjut maka akan berdampak dengan menurunya daya beli masyarakat dan diprediksi akan berdampak menciptakan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran bila resesi ekonomi 2023 benar-benar terjadi.
"2023 akan terjadi banyak sekali PHK, nah ini PHK akan membuat pendapatan masyarakat secara keseluruhan akan drop, daya beli akan hancur," bebernya.
Apabila daya beli terus menurun, menurut dia tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan-perusahaan yang mencoba bertahan atas kondisi itu akan tetap terkena imbas bahkan akan gulung tikar.
Tidak hanya itu saja, ia meyakini kondisi seperti itu juga akan menyulitkan masyarakat terutama kelas pekerja seperti buruh yang berpendapatan rendah. Pada resesi 2023 Anthony pun memprediksi, kemiskinan akan terus bertambah.
"Jadi ini sangat menyulitkan, kemiskinan akan terus bertambah. Nah inilah yang saya katakan bahwa pemerintah harus menyiapkan kebijakan-kebijakan yang bisa membantu kelompok tersebut," tandas Anthony. (GIB)
Baca Juga: Dianggap Berperan Besar Bagi NU, Khofifah Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...