CARITAU SITUBONDO – Puluhan ribu orang menghadiri pengajian yang digelar Dua Mejelis Satu Cinta yang mengangkat tema ‘Shalawat Kebangsaan’ menyambut Bulan Suci Ramadan 1445 Hijriah di Alun-Alun Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (2/3/2024) malam.
Dua majelis shalawat itu, yakni Majelis Shalawat Bhenning Sokarajjhe (Situbondo) dan Majelis Maulid Wat Ta'lim Sholawat Riyadlul Jannah (Malang).
Shalawat dihadiri pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo KH R Ahmad Azaim Ibrahimy, Al Habib Abdurrahman Bin Hasyim Baraqbah, Gus Rofi'ul Hamid bin KH Abdurrochim Syadzily, dan Gus Muhammad Ibrahim Rofi Himzi bin KH Abdurraochim Syadzily.
"Pengajian Dua Majelis Satu Cinta ini, selain menyambut Ramadan, juga merupakan bentuk syukur kami, karena kepemimpinan Bupati Bung Karna (Karna Suswandi) dan Wabup Nyai Khoi (Khoirani) sudah masuk tahun ketiga," kata Bupati Situbondo, Karna Suswandi.
Bupati menjelaskan konsep menghadirkan Majelis Shalawat Bhenning Sokarajjeh (Situbondo) dan Majelis Maulid Wat Ta'lim Riyadul Jannah dari Malang.
"Ini adalah bentuk kebersamaan dan silaturrahim antara dua majelis. Semoga ini bisa semakin menggemakan shalawat di Kabupaten Situbondo," tutur Bung Karna.
Bupati juga berpesan kepada masyarakat agar menyambut bulan Ramadan dengan penuh suka cita dan menciptakan kerukunan di lingkungan masyarakat agar keberkahan semakin mendekat.
"Sebentar lagi akan berpuasa. Siapkan diri untuk menjadi insan yang lebih baik, karena puasa di bulan Ramadhan momen yang sangat baik untuk memperbaiki diri," katanya.
Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, KH R Ahmad Azaim Ibrahimy mengatakan, dhohir dan batin menyambut puasa harus dilakukan oleh umat Islam.
"Tentu ada persiapan dhohir dan bathin yang harus dilakukan untuk menyambut Ramadan," ujarnya.
Kiai Azaim menuturkan, persiapan secara dhohir meliputi tempat ibadah seperti masjid dan musala yang akan semarak dengan kegiatan keagamaan seperti tarawih dan tadarus.
"Rumah ibadah seperti masjid dan mushala yang akan semarak dengan kegiatan keagamaan seperti tarawih dan tadarus, juga harus ada persiapan fisik agar syiar agama semakin terlihat, nuansa Ramadan semakin tersosialisasi di masyarakat," katanya.
Sedangkan persiapan secara batin, yakni rohaniah masyarakat yang meliputi kekhusyukan dalam menjalankan ibadah dan tetap saling menghormati antarsesama warga masyarakat terutama dengan yang berbeda keyakinan.
"Bukan kemudian kita sebagai umat Islam, yang dianugerahi menjadi warga mayoritas, bersikap semena-mena, arogan, tanpa menghargai mereka yang minoritas," kata Kiai Azaim.
Sebelum Salawat Kebangsaan, Pemkab Situbondo menampilkan perjalanan pemerintahan Situbondo selama tiga tahun di bawah kepemimpinan Bupati Karna Suswandi Karna dan Wakil Bupati Nyai Khoirani.
Selama tiga tahun memimpin, Bung Karna-Nyai Khoi melakukan sejumlah terobosan dan inovasi atas janji politiknya, seperti pembangunan infrastruktur salah satunya membuka akses warga Labuhan Merak yang berada di kawasan konservasi Taman Nasional Baluran.
Selain itu, program lesejahteraan masyarakat dengan memberikan bantuan pangan kepada warga miskin dan insentif kepada guru ngaji, program Sehati (sehat gratis) bagi warga miskin, serta pemberian dana hibah kepada lembaga pendidikan dan pesantren.
Selama kepemimpinannya, Bung Karna (sapaannya) seperti dirilis Antara juga bikin terobosan bibit padi BK 01 dan 02 agritan yang sudah mendapatkan izin layak edar dari Kementerian Pertanian.(BON)
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...