CARITAU BETHLEHEM - Umat Kristen di Palestina merayakan Natal yang suram di Bethlehem, kota kelahiran Yesus Kristus, dengan nyanyian pujian yang diterangi cahaya lilin dan doa untuk perdamaian di Gaza. Perayaan ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu dihadiri ribuan jemaat dan berjalan meriah.
Setiap tahunnya, Bethlehem menjadi tempat sentral dalam kisah Agama Kristen tentang kehidupan Yesus. Sekitar 2.000 tahun kemudian, para peziarah biasanya berduyun-duyun ke lokasi kandang yang terkenal di Gereja Kelahiran Yesus era Bizantium di Betlehem, tempat sebagian besar Natal diramaikan dengan pertunjukan lampu dan pepohonan yang meriah di Manger Square.
Akan tetapi, Bethlehem kali ini turut berduka, menyusul serangan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 20 ribu orang. Masyarakat di sana juga memutuskan tidak menanam pohon besar yang biasa menjadi pusat perayaan Natal, sebagai wujud simpati mereka atas pembantaian di Gaza. Diketahui, jarak antara Gaza dengan Betlehem hanya berkisar 30 Kilometer saja.
Sebagai gantinya, Umat Kristiani yang berziarah pun menempatkan patung-patung tradisional yang mewakili keluarga suci dengan kawat berduri sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat Gaza.
"Betlehem adalah sebuah pesan. Ini bukan sebuah kota, ini adalah pesan perdamaian bagi seluruh dunia. Dari tempat suci ini kami menyampaikan pesan perdamaian... hentikan perang, hentikan pertumpahan darah, pembunuhan dan balas dendam, kata Pastor Ibrahim Faltas, seorang biarawan yang hadir pada acara vigil tersebut, dikutip Reuters.
Umat Kristen diperkirakan hanya 2% dari populasi penduduk Palestina dan Israel. Serangan Israel ke Palestina, terutama di jalur Gaza yang berlangsung selama beberapa bulan ini turut menghalangi wisatawan masuk ke wilayah Tepi Berat, lokasi Betlehem untuk merayakan Natal.
Ketika para pemimpin gereja berkumpul di Betlehem pada awal Desember untuk menandai dimulainya masa Adven, sebutan bagi umat Kristen pada minggu-minggu sebelum Natal, hanya ada sedikit orang di jalan-jalan dan alun-alun yang biasanya ramai untuk menyaksikan pertunjukan yang dihias secara sederhana.
“Natal kali ini datang ke Betlehem dalam bentuk yang berbeda. Saat ini Betlehem, seperti kota-kota Palestina lainnya, sedang berduka. Kami merasa sedih,” kata Wali Kota Bethlehem Hanna Hanania sambil menyalakan lilin di Manger Square. (RMA)
Baca Juga: Berbeda dengan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Dapat Remisi Natal 1 Bulan
hari raya natal Bethlehem yesus kristus konflik israel - palestina
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...