CARITAU JAKARTA - Belum lama ini, India diberitakan tengah memerangi wabah baru yang disebabkan oleh superbug. Kasus resistensi antibiotik ditemukan di India barat, banyak dokter berjuang melawan ruam infeksi superbug yang menyerang pasien dan tak bisa diobati dengan antibiotik.
Infeksi bakteri atau kuman yang dimaksud beragam, beberapa di antaranya seperti kuman penyebab pneumonia yakni staphylococcus aureus dan acinetobacter baumannii, e coli dan klebsiella pneumoniae yang menyebabkan pasien harus dipasang ventilator. Dinamakan superbug lantaran infeksi bakteri bisa 'lolos' dari antibiotik.
Dihimpun dari berbagai sumber, kasus tersebut pertama kali dilaporkan di Rumah Sakit Kasturba, negara bagian Maharashtra, India. Sebanyak 1.000 pasien dikabarkan telah memenuhi rumah sakit akibat superbug.
Baca Juga: RI-India Buka Peluang Kerja Sama Ketahanan Pangan hingga EBT
Sebenarnya, apa yang dimaksud Superbug? Superbug sendiri adalah strain patogen (bakteri, virus, parasit, dan jamur) yang resisten terhadap antibiotik. Dengan begitu, patogen yang dimaksud mengembangkan kemampuannya untuk melawan obat yang biasa diresepkan. Hal tersebut mengakibatkan kondisi tersebut menyebabkan resistensi antibiotik.
Dikutip dari laman News In Health dan Center for Disease Prevention and Control (CDC) Amerika Serikat, ada beberapa contoh umum dari superbug di antaranya bakteri resisten yang biasanya dapat menyebabkan pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit. Dalam laman resminya, CDC mencantumkan ada 18 bakteri dan jamur yang resisten terhadap antibiotik.
Beberapa di antaranya adalah jamur Candida yang kebal terhadap obat, Salmonella nontifoid yang resisten terhadap obat, Tuberculosis yang resisten obat, dan masih banyak lagi. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah lebih berisiko terinfeksi.
CDC juga mengungkapkan, bagi sebagian orang, infeksi superbug tidak menimbulkan gejala, hal tersebut juga terjadi di wabah superbug di India. Seperti, gonorrhoeae atau bakteri menular seksual yang sering tidak terdeteksi karena tidak langsung menunjukkan gejala. Jika tak diobati, gonore dapat merusak sistem saraf dan jantung.
Superbug adalah strain bakteri yang resisten terhadap pengobatan, khususnya antibiotik. Saat terinfeksi, biasanya superbug menunjukkan gejala umum yang sama dengan penyakit infeksi lainnya, seperti demam, kelelahan, diare, batuk, hingga nyeri sendi.
Gejala infeksi superbug sama dengan penyakit infeksi lainnya. Yang membedakannya hanya gejala tersebut tak dapat merespons pemberian antibiotik atau antijamur.
Jika hal ini terjadi pada seseorang, makna orang yang terinfeksi disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Terlebih jika mengalami beberapa gejala berikut yang memiliki kemiripan dengan peristiwa wabah superbug India.
Beberap cirinya adalah, sulit bernapas, batuk lebih dari seminggu, sakit kepala yang intens, sakit dan kaku, leher, demam di atas 39,4 derajat Celcius, mengalami masalah penglihatan, hingga mengalami ruam atau bengkak. (IRN)
Baca Juga: WHO: Puluhan Kucing yang Mati di Polandia Positif Virus H5N1
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024