CARITAU JAKARTA - Seiring kemajuan zaman, banyak orang mulai paham dan peduli akan kesehatan mental. Salah satu gangguan mental yang banyak dibicarakan adalah bipolar. Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis.
Kini mari terlebih dahulu mengenal apa yang disebut gangguan bipolar. Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan yang drastis pada suasana hati.
Baca Juga: Wujudkan Misi Dirikan Apotek di Seluruh Indonesia, Kimia Farma Bidik Layanan di Papua Pegunungan
Bagi penderita gangguan ini, kerap muncul perasaan yang aneh. Semisal, penderita akan merasa bahagia lalu berubah secepat kilat menjadi sangat sedih.
Bipolar merupakan salah satu penyebab utama cacat dan kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia.
Gangguan bipolar dapat diderita seumur hidup sehingga mempengaruhi aktivitas penderitanya. Namun, pemberian obat-obatan dan menjalankan psikoterapi dapat membantu penderita menjalani kegiatan secara normal.
Merujuk data World Health Organization yang dirilis pada tahun 2017 silam, ada sekitar 45 juta orang di seluruh dunia yang menderita gangguan bipolar.
Lantas apa gejalanya?
Orang dengan gangguan bipolar memiliki fase dalam hidupnya yakni, fase mania dan depresi.
Di fase mania, pengidap bipolar merasakan kesenangan di luar batas. Di fase ini, pengidap gangguan bipolar memiliki beberapa ciri, seperti merasakan energi yang luar biasa sampai melakukan apapun di luar nalar.
Pada tahapan ini, pengidap bipolar cenderung bertindak impulsif, berbicara banyak hal, dan tidur dalam waktu singkat.
Fase mania berlangsung kurang lebih sekitar 1 minggu. Jika tidak diobati, fase tersebut akan bertahan selama berbulan-bulan.
Sedangkan fase depresi ditandai dengan beberapa ciri, diantaranya perasaan sedih yang berlebihan, tidur terlalu lama, malas melakukan aktivitas, tidak dapat berkonsentrasi hingga sulit berbicara dengan orang lain.
Fase depresi ini merupakan fase terberat. Pasalnya penderita bipolar pada fase depresi dapat memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Yang jadi pertanyaan, apakah penderita bipolar bisa sembuh total?
Gangguan penyakit bipolar membutuhkan penanganan komprehensif. Sebab di dalam tubuh penderita bipolar terjadi fluktuasi atau ketidakseimbangan cairan kimia dalam otak atau impuls listrik dalamnya tidak seimbang. Sehingga tak heran jika mood seorang penderita penyakit bipolar menjadi sering terganggu.
Wakil Ketua Sie Bipolar dan Gangguan Mood, Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K) selalu menyebut bahwa gangguan penyakit bipolar bersifat seumur hidup, bahkan akan selalu kambuh. Dengan demikian, gangguan ini tidak bisa dikatakan sembuh total, namun bisa dikontrol.
Maka itu, jika Anda memiliki teman yang memiliki gangguan Bipolar, berikut enam cara yang harus dilakukan, menurut International Bipolar Foundation:
1. Katakan Anda Siap Jadi Teman Bicara
Mereka merasa tenang ketika tahu bahwa Anda ada untuk mereka, meskipun mereka sedang tidak ingin bicara.
2. Cukup Dengar
Anda tak usah memberikan pendapat ataupun berusaha memperbaiki masalah. Terkadang sulit untuk mendengarkan tanpa menawarkan nasehat. Namun ada kalanya, mendengarkan lebih penting daripada memperbaiki masalah.
3. Selalu tanyakan Apakah Mereka Ingin Dibantu atau Tidak
Kadang sesuatu yang terlihat sederhana dapat mengintimidasi dan membuat mereka kewalahan. Tawarkan bantuan sederhana seperti mencuci piring atau memasak untuk meringankan beban mereka. Mungkin mereka juga butuh orang untuk menjemput anak mereka dari sekolah. Tanyakan apa yang bisa Anda bantu.
4. Ajak Mereka Keluar Rumah
Terkadang orang dengan gangguan bipolar, khususnya dalam fase depresi, cenderung mengurung diri mereka sendiri. Temukan hal yang dapat mereka nikmati dan bisa dilakukan bersama-sama, seperti makan di luar, menonton film di bioskop, atau jalan-jalan santai.
5. Ajak Beraktivitas di Luar Rumah
Ajak mereka keluar bersama atau nongkrong meski mereka menolak. Berbagai alasan seperti kecemasan atau fobia sosial mungkin akan menghalangi mereka untuk mau ikut, tapi mereka akan merasa berterima kasih karena telah diajak.
6. Pahami Mereka Butuh Waktu Sendiri
Kadang orang butuh waktu untuk sendiri. Ini tidak berarti mereka marah pada Anda. Coba untuk tidak memasukkannya ke hati dan hargai kebutuhan mereka untuk sendiri. (RIO)
Baca Juga: Sering Mengantuk saat Puasa Bisa Jadi Pertanda Tubuh Tidak Bugar, Begini Penjelasannya
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024