CARITAU JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh menteri dan kepala lembaga agar memberikan pernyataan yang berempati kepada rakyat terkait permasalahan ketersediaan bahan pokok, termasuk harus memiliki sense of crisis dalam memberikan pernyataan publik.
"Pernyataan harus memiliki sense of crisis, harus sensitif terhadap kesulitan rakyat. Jangan sampai dianggap oleh masyarakat tidak melakukan apa-apa. Tidak ada statement, tidak ada komunikasi," tegas Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/4/2022) yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (6/4/2022).
Baca Juga: Harga BBM Pertamax Naik Per 1 Oktober 2023 Jadi Rp14.000 per Liter
Presiden menegaskan agar jajarannya merumuskan kebijakan yang tepat dan melakukan langkah yang cepat.
"Sekali lagi merumuskan kebijakan yang tepat, melakukan langkah dan kepemimpinan yang cepat di lapangan dan memberikan pernyataan yang sangat berempati kepada rakyat," kata Presiden Jokowi.
Presiden menjelaskan, gejolak ekonomi global telah berdampak pada laju inflasi dan ketersediaan bahan-bahan pokok di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Hal itu mengakibatkan permasalahan pada ketersediaan bahan pokok, seperti minyak goreng, juga kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax.
Terkait kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng, menurut Presiden Jokowi, selama empat bulan tidak ada penjelasan apa pun mengenai sulitnya mendapatkan minyak goreng.
"Harga minyak goreng sudah empat bulan tidak ada penjelasan apa-apa kenapa ini terjadi?" tanya Presiden.
Termasuk memberi pernyataan saat harga Pertamax terpaksa dinaikkan pada Jumat 1 April 2022.
“Pertamax, menteri juga tidak memberikan penjelasan apa-apa mengenai ini, hati-hati. Kenapa Pertamax (naik), diceritain dong kepada rakyat, ada empati kita gitu lho," ujar Presiden.
Presiden kemudian meminta jajarannya untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam mengatasi ketersediaan dan harga bahan pokok, terutama saat ini sudah memasuki Ramadan dan menjelang Lebaran 2022.
"Tidak hanya urusan minyak goreng, dilihat satu per satu, urusan beras seperti apa, urusan kedelai seperti apa, gandum seperti apa, kalau kerja enggak detail, enggak betul-betul dilihat betul, dan kita ini diam semuanya, hati-hati dianggap kita ini enggak ngapa-ngapain, enggak kerja," tegas Presiden Jokowi.(BIM)
Baca Juga: Kemendag: Produksi MinyaKita Didukung Dua Perusahaan, Tujuh Lainnya Segera Menyusul
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024