CARITAU JAKARTA – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menggelar acara Pidato Kebudayaan dan penganugerahaan Zulhas Award di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (29/1/2022).
Acara tersebut turut dihadiri sejumlah kepala Daerah antara lain Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jambi Al-Haris serta Wali Kota Bogor Bima Arya.
Baca Juga: PAN Tuding PKB Baperan
Selain kepala daerah, acara tersebut juga dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2009-2014 Hatta Rajasa serta sejumlah pengurus dan kader Partai Amanat Nasional.
Dalam Pidato Kebudayaanya, Zulkifli mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia pentingnya mengenal sejarah bangsa Indonesia dan sejarah Islam Nusantara yang menurutnya telah berperan untuk menghapuskan perbudakan dan perbedaan kasta.
"Masuknya Islam Nusantara telah ikut serta menghapuskan perbudakan dan perbedaan kasta di antara manusia," kata Zulkifli Hasan, Sabtu (29/1/2022).
Pria yang akrab disapa Zulhas itu juga mengingatkan bahwa sejarah Islam berkembang di dunia adalah sejarah penghapusan perbudakan.
Ia mengatakan bahwa Nabi Muhamad SAW dalam kisahnya telah merepresentasikan penghapusan perbudakan, kesetaraan gender dan penghargaan hak-hak asasi manusia.
"Sejak dahulu Islam telah menjadi salah satu garda depan dalam penghapusan perbudakan, Nabi Muhamad SAW dulu telah menyatakan tentang penghapusan perbudakan, kesetaraan gender hingga memperjuangkan hak-hak asasi manusia," ungkap Zulkifli.
Selain itu dalam pidatonya mantan Anggota DPR ini juga menyebut soal gagasan Islam tengah (Islam moderat) yang menurutnya penting diterapkan di Indonesia untuk mencegah konflik perpecahan bangsa.
Zulhas mengatakan politik identitas belakangan ini memicu perselisihan. Untuk itu dalam pidatonya dirinya megingatkan bahwa seluruh agama di Indonesia mengajarkan hidup damai.
"Perselisihan yang belakangan ini terjadi akibat politik identitas harus segera di hilangkan. Tafsir agama dalam politik harus bisa mengayomi dan memberikan kesan damai terhadap seluruh umat manusia," kata zulhas.
Zulhas mengungkapkan semangat berislam harusnya tidak dicurigai sebagai sikap keras dan radikal yang menjadi pemicu perpecahan antar umat beragama.
"Pada saat yang sama sikap toleransi juga tidak berarti mengabaikan batas batas yang telah diajarkan oleh agama," ungkap Zulhas.
Zulhas menilai umat Islam di Indonesia perlu mengimplementasikan cara beragama yang rasional dan moderat. Ia mengatakan Islam tengah atau Islam moderat harus berjalan bersama dengan konsep kebangsaan.
"Islam tengah atau Islam moderat merupakan sebuah konsep keislaman dan jalan kebangsaan yang menjadi panduan bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan toleransi antar umat beragama di dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya. (GIBS)
Baca Juga: Didukung PAN, Ganjar: Saya Percaya Diri
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...