CARITAU JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menyatakan, debat Capres - Cawapres yang digelar KPU akan berpengaruh terhadap elektabilitas pasangan Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2024.
Terlebih menurut Ujang, sesuai hasil survei yang dikeluarkan Litbang Kompas menyebutkan jumlah pemilih galau atau swing voters sebanyak 28,7 persen.
"Besar kecil, sedikit banyak pasti akan berpengaruh bagi elektabilitas kandidat capres. Terutama bagi pemilih yang masih galau atau yang disebut swing voters," kata Ujang kepada caritau.com, Minggu (17/12/2023).
"Kita bicara swing voters ya. Kalau pemilih fanatik atau loyal, pasti akan memilih masing-masing Capres," lanjutnya.
Menurutnya, mengingat besarnya jumlah swing voters yang diperebutkan, maka dirinya menilai, baik capres maupun cawapres yang akan bertarung dalam debat akan menerapkan strategi yang maksimal.
"Dengan melakulan debat yang baik, bagus, maka akan mempengaruhi elektabilitas capres itu sendiri," ujar pendiri Indonesia Political Review (IPR) itu.
Sementara pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga memgatakan, seburuk apa pun penampilan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam debat capres pertama yang diselenggarakan KPU RI tidak akan mempengaruhi elektabilitasnya di mata para pendukungnya.
"Bagi yang sudah mantap menentukan pilihan pada Prabowo, maka seburuk apa pun performanya tidak akan mempengaruhi elektabilitasnya. Hasil debat tidak akan mempengaruhi pemilih fanatiknya," kata Jamiluddin.
Jamiluddin berpendapat, ada dua kemungkinan yang terjadi buntut dari Prabowo yang terkesan menjadi objek serangan dari Ganjar Pranowo dan Aniea Baswedan saat debat capres perdana.
Kemungkinan pertama, kata Jamiluddin, Prabowo akan dinilai sebagai sosok yang teraniaya.
"Bila hal ini terbentuk di masyarakat, maka akan menguntungkan bagi Prabowo dan berpeluang akan mendapat belas kasihan dari masyarakat. Hal ini dapat mendongkrak elektabilitas Prabowo," kata Jamiluddin.
Kedua, lanjut Jamiluddin, serangan Ganjar dan Anies terhadap Prabowo dinilai masyarakat sebagai suatu kebenaran. Dari situ, masyarakat merasa penilaian itu sesuai dengan penilaiannya.
"Di sini terjadi konvergensi antara Anies dan Ganjar dalam hal penilaian. Kalau hal itu yang terjadi, maka elektabilitas Prabowo berpeluang turun. Namun penurunan itu tidak akan signifikan," kata Jamiluddin
Jamiluddin berpandangan hal itu bisa terjadi hanya pada pemilih yang masih ragu dan belum menentukan sikapnya pada Prabowo.
"Kelompok ini berpeluang akan memutuskan ke Anies atau Ganjar," tutupnya (DID)
debat capres - cawapres suara swing voters pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...