CARITAU JAKARTA – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati mengaku prihatin dengan minimnya penerapan Pancasila oleh masyarakat.
Menurutnya, makna penerapan Pancasila dalam ranah masyarakat cenderung memudar karena hanya sekadar dijadikan hafalan, dan tidak diterapkan dalam pengamalan yang utuh dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Bung Karno Dijadikan Nama Kapal Perang RI, Ini Kata Megawati
"Secara substansi, nilai dan makna Pancasila sebenarnya bermakna luhur, namun terkadang dalam kehidupan sehari-hari kita mengkhianati penerapan Pancasila dalam perbuatan," kata Wasisto kepada caritau.com, Selasa (7/6/2022).
Selain itu, nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan negara menurut Wasisto semakin hari semakin memburuk, hal itu dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada makna Pancasila yang adil dan merakyat.
"Beberapa yang saya lihat putusan yang belum mencerminkan nilai-nilai Pancasila misalnya polemik omnibus law yang kemarin memicu pergolakan massa di akar rumput, kemudian revisi UU minerba maupun juga kasus korupsi yang belum tuntas penyelesaiannya," ujar Wasisto.
Menurut dia, Idealnya dalam memberikan kebijakan pemerintah harusnya mengacu pada makna Pancasila sebagai ideologi negara. Namun sebaliknya, terkadang justru dalam kebijakanya malah mengkhianati penerapan Pancasila.
"Saya pikir berdasarkan kasus-kasus dan kebijakan itu pengamalan Pancasila terutama di pasal lima yang menyatakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu belum tercapai, di mana di dalam realitas objektif kondisi masyarakat saat ini makna adil sendiri masih sifatnya parsial," ujar Wasisto.
Ia menambahkan, makna dan penerapan Pancasila saat ini memang bersifat tekstual, hal itu menurutnya karena masyarakat belum memahami secara real dan secara empiris mengenai penerapan Pancasila dalam kehidupan.
"Masyarakat hanya tau garis besarnya saja, tau poin-poin silanya saja dari satu sampai lima. Tapi untuk mengetahui sub nilai dari Pancasila itu saya kira belum, karena untuk bisa memahami secara filosofis dari Pancasila itu memang butuh kehadiran dari pada negara," kata Wasisto.
Karena itu, ia berharap tokoh politik nasional serta negara dapat hadir untuk mengedukasi masyarakat mengenai nilai-nilai Pancasila secara praktik dalam kehidupan bernegara.
"Jadi negara harus bisa membantu menyiapkan entah itu modul atau mungkin edukasi penjabaran secara real, nah itu yang patut kita bisa lihat," tandasnya. (GIBS)
Baca Juga: Masjid Jamik Bengkulu, Masjid yang Didesain Ulang Secara Langsung oleh Bung Karno
penerapan nilai pancasila pancasila sekadar jadi hapalan hari lahir pancasila bung karno soekarno
Festival Balap Geledekan
Kakek 74 Tahun Asal HST Kalsel Hilang Dua Hari, Di...
PSDKP Tangkap Dua Kapal Nelayan Vietnam
Festival Sawah di Kabupaten Sumedang
22 Kloter Haji Berangkat Perdana 12 Mei 2024