CARITAU JAKARTA - Jika Prabowo Subianto benar-benar terpilih menjadi Presiden RI selanjutnya, pemerintahan Prabowo-Gibran harus ditopang dengan dukungan yang kuat.
Hal itu disampaikan Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin. Namun disatu sisi, kata dia, pemerintahan tetap membutuhkan oposisi untuk menjaga keseimbangan di pemerintahan.
"Persoalannya di kita daya tahan partai politik untuk menjadi oposisi itu punya nggak. Hanya PDIP, PKS punya, cuman PKS kalau boleh saya kritik juga ketika oposisi zamannya Pak Jokowi, ketika ada apa namanya penambahan wakil ketua MPR itu kan ikut juga, mestinya nolak dong," kata Ujang dikutip dari kanal YouTube Panangiang Simanungkalit, Senin (19/2/2024).
Menurut Ujang, sikap oposisi sejumlah partai saat masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo masih campur aduk. Partai Demokrat misalnya, masih memperlihatkan hal yang sama dengan PKS. Karena itu, Ujang berharap pada pemerintahan yang akan datang terbentuk oposisi yang solid sebagai kontrol pemerintahan.
Ujang juga menyebut tidak yakin seluruh partai yang kalah dalam Pilpres 2024 ini akan menjadi opsisi pemerintahan. “Sebab, PKS juga dekat dengan Prabowo,” ujarnya.
Sejauh ini, kata Ujang, partai yang sudah menyatakan akan berada sebagai opisisi ialah PDI Perjuangan. Kalaupun pada akhirnya PKS juga mengikuti langkah tersebut, sebenarnya jumlahnya masih kurang.
Sementara itu, Ujang melanjutkan, PKB yang pada Pilpres mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sepertinya diragukan untuk menjadi oposisi.
"PKB agak berat. Saya melihat ini pandangan objektif, kenapa? Ini ada isu juga di luar sana entah benar atau tidak, sudah ada isu nanti Cak Imin diganti kalau kalah,” ungkapnya.
Ujang melihat memang sulit bila PKB berada di barisan oposisi. "Kalau jadi oposisi kayaknya langsung ada muktamar luar biasa, biasanya begitu. Hanya kesulitan jadi saya melihatnya kelihatannya akan bergabung ke pemerintah kalau menurut saya,” katanya.
Partai lainnya, NasDem yang berada di barisan bersama PKB dan PKS selama Pilpres, menurut Ujang, disebutnya juga bakal bergabung dengan koalisi pemerintahan. Terlebih, partai pimpinan Surya Paloh tersebut juga memiliki hubungan yang baik dengan Prabowo.
"Nasdem kalau tidak lolos putaran kedua katanya, sudah ada komunikasi dengan 02. Kemungkinan ya bisa merapat ke 02 ya. Karena begini, dalam politik itu kan apa ya kepentingan bisnis juga besar. Saya misalkan politisi juga pebisnis, tidak dilarang silahkan saja. Dalam konteks menjadi oposisi ini berat," papar Ujang. (DID)
konsolidasi surya paloh presiden jokowi koalisi pemerintah pilpres 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...