CARITAU JAKARTA - Kebakaran hebat melanda Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Plumpang milik PT Pertamina (Persero), Koja, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3/2023). Dilansir dari laman resmi PT Pertamina, Depo Plumpang adalah salah satu Objek Vital Nasional. 

Depo Plumpang yang dilaporkan terbakar pada pukul 20.00 WIB ini merupakan terminal BBM yang krusial di Indonesia, karena merupakan penyuplai sekitar 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau ke sekitar 25% dari total kebutuhan SPBU Pertamina.
 

Dari laman Pertamina, Thruput BBM rata-rata sebesar 16.504 kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi Jabodetabek. Depo Plumpang sendiri beroperasi mulai tahun 1974, yang memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 Kiloliter.
 

Depo Plumpang menyalurkan produk Pertamina yang menjadi kebutuhan masyarakat seperti Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo, melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia yang biasa disebut New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.

Diketahui sebelumnya, Depo Plumpang Pertamina pernah masuk dalam daftar nominasi 7th Most Efficient Storage Terminal pada Global Tank Storage Award 2018.

Beberapa terminal lain yang masuk dalam kategori ini di antaranya adalah Saudi Aramco Terminals, Vesta Terminal Antwerp (Belgium), dan IL&FS Prime Terminals (UAE).

Terkait peristiwa tersebut, pihak manajemen PT Pertamina angkat bicara.

"Sedang dicek dan ditangani ya, update akan disampaikan di kesempatan pertama," kata VP Corpprate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso kepada media, Jumat (3/3/23)

Pihaknya juga menyampaikan jika Pertamina saat ini fokus pada penanganan kebakaran dan melakukan evakuasi terhadap pekerja maupun warga di sekitar lokasi, ke area yang lebih aman.

Untuk diketahui, Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yang berkapasitas 5.000 kilo liter tersebut sebelumnya pernah meledak pada 18 Januari 2009. (IRN)