CARITAU TANGERANG SELATAN – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah kabar penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, tetapi menyebutkan penggunaan BBM bersubsidi itu perlu diefisienkan.
"Yang ngomong siapa? Kan tidak pernah ada statement Pertalite dihapuskan, tidak pernah ada loh. Tetapi efisiensi penggunaan Pertalite harus terjadi," kata Erick kepada media di Gedung Galeri Koperasi dan UMKM, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (7/9/2023).
Baca Juga: Pengunduran Diri Ahok Efektif per 1 Februari, Pertamina: Tak Perlu Nunggu Surat Menteri BUMN
Efisiensi penggunaan Pertalite, sambung Erick, dilakukan agar penyaluran BBM bersubsidi dengan nilai oktan 90 itu tidak salah sasaran.
"Jangan orang mampu beli bensin subsidi, itu kan enggak boleh. Nah itulah kenapa yang namanya Pertamax tetap ada," tutur Erick.
Erick menganjurkan bagi masyarakat mampu untuk beralih menggunakan bahan bakar campuran bioetanol yang lebih ramah lingkungan untuk menekan polusi udara seperti yang diterapkan di Brasil.
"Bahkan, kalau ada masyarakat mampu yang mau membantu penekanan polusi udara, seperti di Brasil, ya sekarang sudah ada campuran BBM dengan bioetanol," ujarnya.
Erick menilai pemanfaatan BBM campuran bioetanol yang rendah emisi karbon di Brasil mampu mengurangi dampak polusi udara di negara tersebut.
"Di Brasil itu 67 persen mobil memakai bioetanol. Akhirnya biru langitnya," imbuhnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) dikabarkan akan mengganti BBM jenis Pertalite dengan Pertamax Green 92. Tetapi, rencana untuk meningkatkan kadar oktan BBM RON 90 menjadi RON 92 masih dalam tahap kajian oleh BUMN bidang minyak dan gas itu.
"Ini sesuai dengan program Langit Biru tahap dua, dimana BBM subsidi kita naikan dari RON 90 jadi RON 92. Karena aturan KLHK, octane number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91," papar Direktur Utama Pertamina Nicke WidyawatI dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, pada Rabu (30/8/2023).
Namun, Nicke menyatakan kajian yang dinamakan Program Langit Biru Tahap 2 tersebut masih dilakukan secara internal dan belum diputuskan.
“Program tersebut merupakan hasil kajian internal Pertamina, belum ada keputusan apapun dari pemerintah. Tentu ini akan kami usulkan dan akan kami bahas lebih lanjut,” ujar Nicke. (HAP)
Baca Juga: Erick Thohir Tepis Rumor Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong Bakal Latih Negara Lain
Waka MPR Sebut Pelantikan Prabowo-Gibran Jadi Perh...
Capai Target, Pj Heru Apresiasi Pembangunan LRT Ja...
Paslon 02 di Pilgub Sulsel, Andi Sudirman-Fatmawat...
Pemerintah Tetapkan Libur Nasional dan Cuti Bersam...
Perempuan Berinisial IA yang Tewas di Hawaii Sempa...