CARITAU JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyoroti keputusan politisi Maruarar Sirait atau akrab disapa Ara yang keluar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada pekan ini. 

Dedi menilai sikap Ara yang memutuskan untuk keluar dari PDIP tidak terlepas dari menufer langkah Presiden Jokowi di kontesasi Pilpres 2024. 

Dedi menyebut, keluarnya Maruar Sirait dari Partai berlogo banteng yang beralasan mengikuti langkah Jokowi merupakan langkah buruk bagi catatan dinamika perpolitikan Indonesia.

"Ara justru menjadi contoh buruk jika keluar dari PDIP karena kader lain yakni Jokowi," ungkap Dedi dikutip, Rabu (17/1/2023). 

Menurutnya, keputusan Ara yang hengkang dari PDIP harusnya tak perlu dilakukan lantaran, Jokowi sendiri hingga saat ini masih aktif sebagai kader meski telah terlihat secara terang mendukung anaknya di kontestasi Pilpres 2024. 

Kendati demikian, Dedi menilai, alangkah bailnya keputusan Ara keluar dari partai PDIP didasari atas berbeda pandangan dalam ideologis. Hal itu lebih mulia jika dibandingkan pengakuan ketika keluar dari PDIP karena mengikuti Jokowi. 

"Ia (Ara) menjadi contoh yang baik jika keluar partai memang faktor ideologis," ungkap Dedi.

Disatu sisi, menurut Dedi, dirinya juga menghormati langkah yang dilakukan Ara untuk keluar dari PDIP. Hal itu lantaran putusan keluar dari partai yang dinahkodai Megawati itu merupakan hak asasi Ara yang telah dilindungi peraturan Undang-Undang. 

"Pilihan politik bergantung kepentingan masing-masing," kata Dedi.

Dedi menambahkan, selain Ara, faktanya, sejauh ini masih banyak pendukung dari Jokowi yang tetap berada dibarisan PDIP, lantaran integritas dan loyalitas terhadap partai.

"Mungkin banyak yang mendukung Jokowi di PDIP, tetapi tetap bertahan karena miliki integritas dan loyalitas cukup kuat," tandas Dedi. (GIB/DID)