CARITAU JAKARTA – Pengamat Politik Hendri Satrio mengatakan, sikap Presiden Joko Widodo menegur para menteri di hadapan publik tidak terlepas dari bentuk pencitraan untuk mendapatkan kesan reputasi baik dari masyarakat.
Seperti diketahui, belum lama ini, Presiden Jokowi mengungkapkan kekesalannya terhadap para menteri yang dinilai tidak fokus bekerja dalam mengemban tugas mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi dimasyarakat.
Baca Juga: Hensat: PDI Perjuangan, Gerindra dan PKB Akan di 3 Besar Pemilu 2024
Jokowi lantas menegur langsung sejumlah menteri soal pernyatan-pernyataan yang dinilainya tidak memiliki empati kepada masyarakat dan tidak mampu menjelaskan kebijakan-kebijakan yang diputuskan.
"Ada sebuah kata yang selalu menempel di Bapak Jokowi, namanya citra. Jadi apa yang dia lakukan itu tidak lepas dari pencitraan yang ujungnya menunjukan dia mempunyai reputasi yang baik," kata Hensat dalam diskusi virtual 'Apa Kabar Indonesia', ditayangkan di YouTube TVone News, Jumat (8/4/2022).
Dalam konteks kemarahan Presiden Jokowi kepada para menterinya belum lama ini pun, pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu juga menyebutnya sebagai sebuah pencitraan.
"Jadi apapun yang dia lakukan itu larinya ke sana, makannya polemiknya kan bisa ditegur di dalam ruangan, kenapa harus di luar? Apa bedanya dengan marah-marah di dua pekan pertama dan yang sekarang," ujar Hensat.
"Hal itu kan kerap dipertanyakan oleh publik, karena publik itu mempertanyakan ini sebenarnya pak Jokowi lagi ngapain ya sekarang. Jadi publik ingin tau juga," sambung Hensat.
Menurut Dosen Komunikasi Politik di Universitas Paramadina itu, sikap Presiden Jokowi menegur para menteri di ruang publik tidak ada gunanya jika harga sejumlah bahan pokok dan BBM tetap naik.
"Menurut saya marah-marah itu tidak ada gunanya kalo Minyak goreng tetap mahal harganya. Marah-marah itu gak ada gunanya kalo solar sulit didapatkan karena langka," ujar Hensat.
"Jadi kan ada jokes di masyarakat itu kenapa kemudian pertalite langka, engga kok pertalite gak langka, pertalite sedang menuju kesini. Tapi kenapa pertalite gak nyampe, ya karena trucknya lagi ngantri solar," pungkas Hensat di sambut tawa.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini mengatakan, momen presiden Jokowi marah dan menegur sejumlah menteri di hadapan publik sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mengedepankan prinsip keterbukaan informasi.
"Ya kita ini (pemerintah) kalau terbuka salah, tertutup juga salah lagi, katanya kan mau terbuka," ujar Faldo menanggapi kritik.
Menurut Faldo, momen teguran terhadap para menteri sebagai bentuk upaya presiden dalam mengingatkan para jajaranya terkait tugas yang diemban merupakan tanggung jawab yang besar kepada masyarakat.
"Jadi dalam hal itu kita mau mengajak masyarakat untuk melihat diskusi yang terjadi agar tanggung jawab yang dipegang semakin besar, karena sumpah kita kepada rakyat," kata Faldo.
Politisi PSI itu menuturkan, dalam derajat tertentu pemerintah juga ingin menjelaskan kepada masyarakat terkait pemahaman situasi yang terjadi yang dirasakan oleh rakyat.
"justru yang menjadi masalahkan jika ditutupi, itu menurut kami lebih salah lagi, bisa jadi ada transaksi ada hal-hal yang sengaja ditutupi ditengah kondisi saat ini keterbukaan informasi tidak bisa dibendung lagi," tutur Faldo.
Oleh karena itu, masyarakat bisa mengecek soal keterbukaan informasi pemerintah saat ini.
"Keterbukaan itu bisa di cek lah apabila bapak ibu semua mensubcribe YouTube Sekretariat Presiden semuanya ada di sana. Soal kunjungan bapak Presiden, soal putusan cuti lebaran, dan sebagainya banyak sekali gitu loh," imbuh Faldo.
Tujuan dari hal tersebut, sambung Faldo, sebetulnya karena pemerintah menginginkan kebijakan-kebijakan yang diputuskan dapat disampaikan dan diakses secara terbuka oleh masyarakat.
Hal itu agar masyarakat dapat melihat setiap tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh setiap pemimpin termasuk pembantu presiden.
"Nah karena ini sumpah kita kepada rakyat, jadi bagaimana capaian-capaianya kita sama sama mengecek gitu loh, sehingga ini bisa diselesaikan bersama-sama dan dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat agar tidak ada salah persepsi," kata Faldo.
"Jadi bentuk pengingatan presiden ini disampaikan secara terbuka untuk mengingatkan kembali terkait apa yang kemarin dikerjakan untuk dikerjakan kembali untuk disampaikan kepada publik," pungkasnya. (GIBS)
Baca Juga: Polling Mobil Ide Rakyat: Mayoritas Responden Minta DPR Lanjutkan Hak Angket
hendri satrio hensat jokowi marahi menterinya jokowi pencitraan marah-marah jokowi untuk apa?
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024