CARITAU JAKARTA - Persaingan elektabilitas antar partai politik menjadi faktor determinan dalam penentuan bacapres dan bacawapres. Kepentingan partai dalam mendulang suara lebih diutamakan. Hal tersebut dikatakan analis komunikasi politik Hendri Satrio.
Hendri mengungkapkan perasaan mirisnya atas perilaku elit politik saat ini, "Sebagai rakyat saya miris, saat ini politik seperti politik tanpa publik. Dimana elit bermain drama tanpa peduli publik. Dan nanti ujung-ujungnya, publik baru disertakan jelang pencoblosan," kata Hendri Satrio, Sabtu (2/9/2023).
Baca Juga: Prabowo Hadiri Kampanye Akbar di Sidoarjo
Ia mengatakan pergerakan seru partai politik ada di klasemen tengah, seperti Partai Amanat Nasional (PAN) yang jungkir balik mempertahankan elektabilitasnya pasca Amien rais keluar dari partai tersebut.
"Makanya PAN konsisten mendorong Erick Thohir (ET) sebagai cawapres. Ini karena ET dianggap memiliki kedekatan dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU)," ujar pria yang akrab disapa Hensat itu.
Karena kepentingan utamanya adalah elektabilitas partai, maka kandidat capres dihitung berdasarkan coattail effect, yakni apakah partai akan mendapatkan potensi penambahan suara dari dukungan tersebut.
"Diberbagai partai koalisi saat ini juga akan ada persaingan atas elektabilitas. Misalnya persaingan merebut ceruk pemilih Islam antara PKS dan PKB di koalisi perubahan, atau di KKIR akan ada rebutan suara islam dengan PKB dan PAN," tutupnya. (DID)
Baca Juga: Siap Menangkan Ganjar-Mahfud, Ormas FBR Bakal Gelar Doa Bersama
hendri satrio persaingan capres -cawapres elektabilitas parpol pemilu 2024 pilpres 2024
Pemberangkatan Jamaah Calon Haji Palangka Raya
Pasca Banjir Bandang di Nagari Koto Tuo
Aksi Warga Tutup Jalan Wisata Senggigi
Masker untuk Warga Terdampak Abu Vulkanik Gunung I...
Gunung Ibu di Malut Kembali Erupsi Lontarkan Abu V...